4. Bareng Lu?

3.7K 422 9
                                    

Karena kejadian yang begitu memalukan dan mengesalkan untuk kesekian kalinya di hari ini, gua hibernasi untuk membuat pikiran lebih jernih dan segar.

Gua pun merubah posisi menjadi duduk, tapi mata masih merem melek. Gua berusaha memfokuskan cahaya yang masuk ke mata, bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar.

"Kok udah bangun? Udah puas tidurnya?" Tanya Mama penuh intimidasi.

Gua enggak menghiraukan pertanyaan mama, lalu duduk di sofa ruang keluarga yang sama disamping mama.

"Iva ngga mau mandi ah ma, dingin." kata gua.

"Bodo amat deh. Biarin baunya sampe sabang merauke," ledek Mama kembali.

"Yehhhh si ibu," Balas gua kemudian kembali bengong sendirian karena baru banget bangun. Kalau kata orang sih ngumpulin nyawa.

Seketika gua langsung bingung dan merasa kaya ada yang kurang disini. Biasanya tuh rame dah, ada yang nonton TV lah, Kiky main PS—Oiya Kiky ya...

"Ma, Kiky mana?

"Lagi di kamar, belajar mungkin."

"Lah tumben amat. Biasanya udah main PS aja disini."

Mama cuma mengindik bahu sebagai jawaban.

Gua pun berdiri dan berjalan menuju kamar Kiky dengan pelan-pelan. Gua berjalan layaknya maling ke kamar Kiky. Mengendap-ngendap dan-

"KY!!! ADA MAURA!" Teriak gua berbarengan saat membuka pintu kamarnya. Sontak, Kiky langsung kaget dan hampir jatuh dari kursi belajarnya.

"Ka Iva!! Kaget nih ah!" Omel Kiky yang kesal sambil mengelus dadanya.

Gua tertawa sangat kencang saat melihat wajahnya yang panik bercampur kesal. Kaya Pannnywise.

"Lagi tumben banget belajar."

Kiky mendengus kesal dan kembali melanjutkan belajarnya. Gua masuk ke kamar Kiky dan duduk di kasurnya. Gila, udah kelas 7 spreinya masih aja Cars.

"Eh Ka, Kiky mau tanya," Kata Kiky tiba-tiba.

"Apaan?"

"Cewek itu suka tipe cowok kaya gimana, sih?" Tanya Kiky, gua tersenyum kecil saat mendengarnya.

Please, i wanna laugh!

Gua segera merubah ekspresi yang tadinya menahan tawa menjadi serius. Berdeham sekali lalu bersuara—

"Ky, dengerin kakak ya...lu tuh jadi cowo harus pinter, ganteng buat dapetin cewe-"

"IVAAAA JANGAN AJARIN ADENYA PACARAN!!" Teriak mama di ruang keluarga hingga terdengar oleh gua dan Kiky.

"I-iya, ma. Kiky nya nih!" Sahut gua dari dalam kamar Kiky.

"Tuh denger kan. Lu masih kecil, jangan sok pacaran!" Kata gua sambil mengacungkan jari telunjuk kearah adik laki-laki tercinta ini.

Ia menghela nafas kasar lalu membalikkan badannya kearah meja belajar.

"Ngga guna nanya ke orang yang sama-sama jomblo."

Hey, it's very deep :"(

Gua beranjak ke luar kamarnya. Kiky kalo ngomong suka bener sih jadi males gua.

.

.

.

"IVAA COME HERE!" Panggil Mama sangat lantang hingga kedengeran sampai kamar gua.

"IYA," Saut gua tak kalah kencang. Gua langsung meletakkan HP di nakas dan keluar kamar.

"Kena-" Ucapan gua terhenti seketika.

Mulut gua menganga kecil dan mata gua dibuat kaget oleh kedatangan seseorang yang datang ke rumah. Gua langsung kaya orang bego gitu. Tiba-tiba diem dan salah tingkah padahal dirumah sendiri.

"Ini kenalin namanya Chanyeol, tetangga sebelah kita. Chan, kenalin anak tante namanya Iva," kata Mama yang memperkenalkan kita berdua padahal kita udah kenal sejak 14 jam yang lalu.

"Ha-Hallo, gua Iva." Ucap gua pura-pura kenalan sambil mengulurkan tangan gua kearahnya.

"Iya, gua Chanyeol," Balasnya dan meraih tangan gua sampai kita pun akhirnya jabat tangan.

Jujur ya woi, gua gemeteran. Mana Chanyeol mukanya ngga santai banget lagi. Mau mati dedeq.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Mama.

"BELOM" Jawab gua ama dia barengan.

Mama memandangi kami aneh, "Oh, gitu. Yaudah."

Mama pun mengambil minum di dapur dan gua masih berdiri kaya orang bego.

Tanpa waktu lama, Mama datang sambil bawa minum, "Chan, tante minta tolong sama kamu boleh ngga? Tanya mama saat sesampainya di meja.

"Apa, Tan?" Tanya Chanyeol balik.

Mama pun belum menjawabnya. Mama menyajikan minum untuk Chanyeol dulu dan Chanyeol meminumnya.

"Besok berangkat sekolah bareng Iva bisa? Jemputannya Iva sakit, jadi ngga bisa antar," pinta Mama setelahnya.

Uhukkk

"HAH?!" Sahut kami berbarengan lagi.

"Ih apaan sih, Ma! Ngga usah kali, Iva bisa naek angkot," kata gua ngebela diri.

"Ssstt, Iva!" Desis Mama ke gua.

"O-oohh bisa ko tante, hehe" Jawab Chanyeol tergugup-gugup.

"Makasih banyak ya anak ganteng."

"Iya Tan. Yaudah aku pulang dulu ya, permisi." Ucap Chanyeol secepat mungkin. Kami meng-iya-kan dan Chanyeol pulang.

Chanyeol Pov

"Mami kenapa harus suruh Chan?" keluh gua ke Mami.

"Chan, kamu ngga tau adat, ya? Kita kalo udah dibagi makanan harus ngasih lagi. Ngga enak, Chan," Jelas Mami sejelas-jelasnya.

"Tapi kan ngga harus Chan, Mam." Rengek gua.

"Ohhh gitu? Yaudah semua gitar kamu mami bua-"

"SUAMINYA RAISA PERGI MAAAMM." Gua memotong ucapan Mami, mengambil tempat makan dari tangannya lalu beranjak ke rumah Iva.

Di perjalanan perasaan gua kok ngga nak ya. Alah, itu mah cuma perasaan aja. Orang hanya disuruh kasih makanan bukannya mampir.

***

"HAH?!" Jawab kami berbarengan lagi

.

.

.

"Bener aja kan. Kalau bukan karena mama nya, ogah banget bareng Iva," gumam gue kesel saat perjalanan pulang.

BRAAKKKK!

"Astaga, Chan!" Omel Mami yang ada di dapur saat ngedenger gua ngebanting pintu kamar sekeras mungkin.

Chanyeol POV end

.

.

.

.

.

.

.

Tbc

[SUDAH TEREVISI]

Thanks for reading gaissss,,,, VOTE AND COMMENT YAAA, Thank youu

My Annoying Neighbor -Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang