32. Samuel

2.2K 259 4
                                    

Hello Gaisss!! Udah lama nih kaga update wkwkw, nunggu ga sih?? Ngga ya? Yauda iya maap.

Happy Reading ya!!!!
SIDER = CANTENGAN PERMANEN!

****

Sekitar 15 menit lebih kami naik kereta gantung, Chanyeol mengajak gua untuk pergi ke Istana Boneka. Gua mengangguk dan mengikuti kemauannya aja. Nggak begitu jauh jarak dari kereta gantung menuju Istana Boneka, karena kami pakai motor. Ditambah lagi jalanan yang nggak begitu ramai dan membuat Chanyeol bisa berkendara dengan kecepatan yang abnormal.

Takut? Tentu. Tapi gua yakin, seiring berjalannya waktu, rasa takut mati gua hilang karena selalu diajak ngebut sama Chanyeol.

Chanyeol memarkirkan motornya lagi di tempat parkir yang berada di belakang bangunan berbentuk kastil yang  besar berwarna merah bata ini. Lalu kami berjalan sedikit ke depan tempat dimana loket pembayaran dan juga pintu masuk berada. Harganya cukup terjangkau, nggak sampai jual rumah kok.

Setelah membeli tiket, tanpa basa basi bangsat lagi kami masuk ke dalam istana berbarengan layaknya raja dan ratu. Cia elah...

"Pengangan tangan sama gua kenapa sih," gerutu Chanyeol yang sudah membuka telapak tangannya untuk siap disambut dan di genggam.

Gua memutar bola mata malas dan menggenggam tangannya. Chanyeol menyeringai lebar dan kami lanjut berjalan mengitari seluruh isi istana ini.

Gua bisa melihat banyak boneka, atau lebih tepatnya wayang-wayang gitu di dalam sini. Sebenarnya nama tempat ini bukan Istana Boneka, melainkan Istana Bermain Anak-anak. Dan seperti nama aslinya, pengunjung disini didominasi oleh anak-anak yang terlihat di manapun. Orang dewasa ada, tapi kebanyakan mengawasi dan menemani anak-anak mereka. Hal itu yang membuat gua sedikit minder dan mengajak Chanyeol untuk segera keluar. Mengingat sudah masuk waktu makan siang dan perut gua nggak bisa diajak kompromi lagi.

Chanyeol mengangguk setuju dan kami pun bergegas menuju parkiran kemudian mencari tempat makan.

"Dimana, Va?" tanya Chanyeol bersuara jelas karena tidak memakai helm full-face-nya.

"Terserah," jawab gua yang sudah lemas dan memilih untuk menyenderkan kepala di punggungnya yang lebar.

Chanyeol menghela nafas dan nggak lama kemudian membelokkan motornya yang sepertinya sudah menemukan tempat untuk makan siang.

"Ayo, turun."

Gua mengangguk pelan dan segera turun. Gua mendongak sedikit seraya membaca spanduk yang bertuliskan bahwa warung makan ini menyediakan ikan lele, seafood dan sebagainya.

"Nggak ada nasi Padang apa?" tanya gua dengan bibir yang cemberut di depan Chanyeol.

"Nggak ada sayang... lagipula lu udah laper banget gitu. Makan disini aja ya?" jawabnya sambil mencubit kedua pipi gua.

Gua cuma manggut-manggut dan mengikutinya masuk ke dalam warung makan ini.

Seorang pelayan datang dan membawa menu makanan.

"Mau apa?"

"Lu apa?" lempar gua.

"Saya gurame goreng saus rica-rica sama minumnya es kopyor aja," Chanyeol memesan makanan lalu melirik gua yang masih memilih menu.

"Saya... lele goreng sama udang asem manis. Minumnya es lemon," kata gua dan pelayan tersebut mencatatnya.

"Tunggu sebentar ya," ucap pelayan tersebut lalu beranjak pergi.

Gua bertumpu dagu dan menatap kosong seseorang di samping gua yang entah siapa dia. Astaga, gua nggak pernah selemas ini walaupun belum makan dari pagi. Apa mungkin sekarang tanggalnya ya?

My Annoying Neighbor -Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang