BAGIAN TUJUH BELAS
"Masalah kecil itu di selesaiin dan di bicaraiin baik-baik. Bukan dengan meribetkan yang membuat masalah itu menjadi besar."
-Nata the Choco
Di minggu pagi ini Nata merasa sangat bersemangat. Ia berencana untuk memasak pagi ini. Salah satu impian terbesar Nata adalah bisa memasak. Terdengar lebay memang. Tapi percayalah, cewek sama sekali tak pandai memasak. Pencapaian terhebatnya dalam memasak yaitu bisa memasak telur mata sapi setengah matang tanpa kuningnya hancur.
Niatnya Nata ingin membuat lasagna, bahan-bahannya pun sudah tersedia. Tapi ia kembali menimang, takutnya gagal lagi. Pernah sekali Nata mencoba membuat lasagna, tapi yang ada lasagna itu gosong karena Nata terlalu lama memanggangnya dalam oven. Nata jadi parno sekarang. Jelas ia trauma karena kejadian itu.
Nata jadi dilanda kebingungan sekarang. Padahal tadi dia sudah semangat untuk memasak lasagna. Oh! Apa Nata buat sandwich saja? Tapi Nata kembali menggeleng. Cewek itu tak suka sayuran. Sandwich tanpa sayuran tentu aneh rasanya. Tapi tak apa, kali ini Nata ingin mencoba yang berbeda.
Cewek itu dengan cekatan membuat sandwich. Akhirnya tak berapa lama sandwich buatannya pun siap. Nata tersenyum senang melihat hasil karyanya. Akhirnya, kali ini ia tak gagal.
Tiba-tiba Nata mendengar suara teriakan terkejut dari arah ruang tamu, Nata menoleh, ternyata Bude Wati. Wanita paruh baya itu berjalan menghampiri Nata dengan wajah tak percaya.
"Astaga Ra, ini dapur kamu apain? Kok kayak kapal pecah gini?" Bude Wati tak henti-henti mengucap saat melihat keadaan dapur yang sangat berantakan. Keterlaluan memang, Padahal cuma membuat sandwich, tapu dapur sudah seperti kapal pecah Nata buat.
"Rara masak de!" Seru Nata senang. Kali ini ia akan memamerkan hasil masakannya. Inilah kali pertama ia berhasil masak. Sebuah pencapaian yang luar biasa baginya. Bude Wati melihat sandwich yang Nata tunjukkan. Wanita itu kembali menggeleng melihat Nata.
"Kamu cuma masak itu tapi ini dapur udah dibuat kaya masak besar-besaran. Hancur banget, Ra." Bude Wati jadi terkekeh geli melihat yang Nata masak hanyalah sandwich. Sedangkan dapur sudah bak kapal pecah.
"Ih De! Kali ini berhasil tau!" Seru Nata.
"Alhamdulillah. Gak sia-sia ini dapur hancur. Yang penting kali ini berhasil." Kata Bude Wati menggoda Nata. Nata jadi tertawa mendengarnya.
-Nata the Choco-
Saat ini Aghas hanya menatap Nata dengan pandangan datarnya. Nata berhasil mengganggu acara tidur Aghas di hari Minggu ini. Untung temen, batin Aghas.
Cewek itu tadi merengek meminta Aghas untuk datang ke rumahnya. Hanya untuk mencoba sandwich buatan Nata. Benar-benar.
Aghas memang selalu jadi orang pertama yang mencoba masakan Nata saat cewek itu masak sesuatu. Bahkan sampai lasagna gosong haritu pun Aghas tetap dipaksa mencobanya. Keterlaluan memang si Nata.
"Ghas! Cobain!" Nata kembali menyodorkan sandwich ke hadapan Aghas. Aghas menatap was-was sandwich itu. Bukan apa, takutnya rasanya aneh lagi. Aghas tentu sangat trauma dengan lasagna gosong hari itu. Takutnya kejadian yang sama terulang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nata the Choco
Teen Fiction(COMPLETE!) Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang dalam suatu kejadian yang tidak disengaja? Jika pertanyaan itu di ajukan pada Nata, maka ia akan menjawab dengan mantap bila ia pernah mengalami hal itu. Kejadian yang tidak disengaja itulah yang m...