BAGIAN EMPAT PULUH DUA
"Jangan pernah berlebihan dalam membenci dan menyukai sesuatu. Karena sejatinya benci dan suka memiliki perbedaan yang sangat tipis.
-Nata the Choco-
Saat hujan akan reda, Choco mengalihkan pandangannya pada Nata dan melihat cewek itu masih diam dengan pandangan lurus, ia terdiam sebelum kembali mengeluarkan suara.
"Kita pergi sekarang?" Choco bertanya lebih dulu. Sontak membuat Nata mengalihkan pandangannya sebelum cewek itu mengangguk menyetujui.
Choco mengulurkan tangannya pada Nata, mesti awalnya ragu namun akhirnya Nata menerima uluran tangan itu.
"Lo kenapa banyak diam say?" Di perjalanan Choco bertanya sembari melirik Nata dari kaca spion motornya.
"Karena gue bilang lo bego tadi?" Terka Choco dengan telak.
"Semenjak itu lo jadi diam," lanjut Choco.Dengan jujur Nata mengangguk. Dan Choco dapat melihat itu dari kaca spion motornya yang memang mengarah pada wajah Nata.
"Kita sekarang pacaran. Lo tau itu, kan?" Lagi-lagi cewek yang berada di boncengan Choco mengangguk tanpa berniat mengeluarkan suaranya barang satu kata saja.
"Kita harus sama-sama terbuka, Nat. Kalo ada hal yang lo gak suka atau buat lo sakit hati dari ucapan atau perlakuan gue, lo bilang. Bilang sama gue. Jangan diem aja. Kasih tahu dimana letak kesalahan gue." Untuk yang ketiga kalinya Nata hanya mengangguk menanggapi penuturan Choco. Membuat Choco menghembuskan napas melihatnya.
"Gue mau kita sama-sama menjaga dan mempertahanin hubungan kita. Harus kita berdua. Hubungan itu di jalanin sama dua orang, yang harus mertahanin ya juga dua orang, gak bisa salah satunya aja. Karena percayalah, sebuah hubungan itu gak akan bertahan lama kalo yang berjuang cuma salah satunya." Setelah mengatakan kalimat yang mampu membuat Nata berdesir, tangan kiri Choco bergerak ke belakang meraih tangan kiri Nata yang setelahnya ia genggam.
"Mau kan sama-sama berjuang sama gue?" Dari balik kaca spion Nata kembali mengangguk. Membuat senyum Choco langsung mengembang melihatnya.
-Nata the Choco-
"Kebun stroberi?" Kedua mata Nata sukses membelalak melihat kebun yang berukuran sangat luas di tumbuhi oleh buah berwarna merah dengan ukuran kecil. Stroberi. Buah yang paling Nata benci!
Choco tersenyum dan mengangguk.
"Lo suka, kan?"Nata menggelengkan kepalanya beberapa kali. Cewek itu tak menyangka jika waktu yang mereka tempuh hampir dua jam di perjalanan akan berakhir di kebun ini. Mengapa harus disini? Ah ralat! Mengapa harus kebun stroberi? Buah yang Nata paling benci?!
"Gue gak suka stroberi!" Nata menoleh pada Choco yang tengah memasang wajah terkejut.
"Gue gak suka buah itu!" Ulang Nata kembali sembari menunjuk Stroberi yang berada di depan matanya.
Choco terdiam beberapa saat. Sumpah, Choco benar-benar tak tahu jika Nata tak menyukai buah itu. Choco menyangka jika Nata menyukai stroberi. Choco sangat ingat jika Nata terlihat berbinar hanya karena ia beri permen kapas berbentuk stroberi sewaktu mereka tengah berada di street food waktu itu. Dari situlah Choco menyimpulkan jika cewek itu menyukai stroberi. Maka dari itu Choco berniat mengajak Nata kemari. Namun siapa sangka jika cewek itu ternyata tak suka stroberi? Sepertinya mulai sekarang Choco harus mengetahui banyak hal mengenai Nata. Ya, harus!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nata the Choco
Teen Fiction(COMPLETE!) Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang dalam suatu kejadian yang tidak disengaja? Jika pertanyaan itu di ajukan pada Nata, maka ia akan menjawab dengan mantap bila ia pernah mengalami hal itu. Kejadian yang tidak disengaja itulah yang m...