44. Jadi Dia..?

6.1K 367 34
                                    

BAGIAN EMPAT PULUH EMPAT

"Definisi mantan menurut kalian itu apa? Seseorang yang pernah atau mungkin selamanya ada di ingatan? Seseorang yang sulit di lupakan dan akan selamanya terkenang? Atau seseorang yang dulunya pernah berkesan sebelum akhirnya akan teralihkan dari pikiran?"

-Nata the Choco-

Nata menatap Choco dengan pandangan lurus. Ralat, lebih tepatnya pada tangan cowok itu.

Satu hal yang baru Nata sadari, Choco selalu memakai gelang di tangan kanannya.

"Gue baru sadar kalo lo selalu pake gelang." Choco yang tengah menyetir sontak menoleh pada Nata saat mendengar ucapan pacarnya itu.

"Bahkan dari tiga tahun yang lalu." Choco mengangguk seraya terkekeh kecil.

"Pasti berarti banget ya gelang itu buat lo?" Nata mengangkat satu alisnya.

"Bukan gelangnya yang berarti, Nat. Tapi kenangan yang ada pada gelang ini." Tangan kiri Choco yang bebas dari setir meraih tangan Nata dan menggenggamnya.

"Emang pemberian dari siapa?" Nata mengerutkan dahinya.

"Someone yang pernah istimewa. Sebelum semuanya hancur tak bersisa." Kerutan di dahi Nata bertambah saat mendengar ucapan ambigu Choco.

"Mantan?" Tanya Nata telak yang membuat Choco terkesiap dengan pertanyaan yang cewek itu lontarkan.

Choco menggeleng ragu sebagai jawaban.

"Yang pernah istimewa bukan berarti mantan."

"Jadi?"

"Kok kepo banget sih?" Choco menoleh pada Nata sekilas dengan tatapan jenakanya.

"Kata orang kepo itu tandanya peduli, dan peduli tandanya sayang." Choco menganggukkan kepalanya berulang kali. Niat Choco tak lain tak bukan hanya agar Nata tak lagi membahas perihal pembahasan mereka sekarang. Choco tak nyaman dengan bahasan itu.

Berhasil. Karena Nata tak lagi mengungkit pertanyaannya tadi. Cewek itu hanya diam saat ini.

"Anniversary satu minggu kita lo mau jalan kemana?" Choco kembali bertanya karena merasa keadaan sangat hening, membuat mulut cowok itu gatal untuk mengajak Nata bicara.

"Masih satu minggu juga ngapain di rayain." Nata mendengus tanpa mengalihkan tatapannya pada jalanan di luar jendela mobil.

"Jadi maksudnya lo berharap kita sampe bertahun-tahun?" Ucap Choco tak nyambung dengan balasan Nata tadi.

"Gue gak ada bilang gitu."

"Tapi gue maunya gitu."

"Itu kemauan lo kan?"

"Jadi lo gak mau gitu?"

"Bukan gitu,"

"Jadi gimana?"

"Kita gak ada yang tau kedepannya bakal gimana."

Nata the ChocoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang