BAGIAN TIGA PULUH ENAM
"Izinkan ku untuk kembali meluluhkan hatimu yang sudah terlanjur membeku."
-Nata the Choco-
Dylan berjalan bersisian dengan Nata di koridor lantai satu. Bukannya mereka berangkat bersama, namun keduanya tak sengaja bertemu di depan gerbang dan memutuskan untuk bersama-sama menuju kelas mereka.
Keduanya masih bersikap seperti biasanya. Dan tentu saja hal itu tak menimbulkan kecurigaan apa pun dan orang-orang masih mengira jika keduanya masih berpacaran. Hanya kedua sahabat Nata sajalah yang mengetahui perihal putusnya dengan Dylan. Nata juga tak haruskan memberi tahu sendiri jika ia dan Dylan sudah tak menjalin hubungan? Palingan juga semua orang akan mengetahui kabar itu dengan sendirinya nanti.
Saat sudah berada tepat di depan kelas mereka, keduanya bersitatap dengan Choco yang memang sudah menunggu kehadiran Nata di depan kelas cewek itu.
Dylan menahan senyum gelinya saat mendapati wajah kesal Choco yang melihat dirinya bersama Nata.
Sebelum memutuskan untuk masuk kelas, Dylan terlebih dahulu membisikkan sesuatu pada Nata. Menimbulkan keheranan di raut wajah Choco.
Choco terdiam sejenak saat Dylan sudah benar-benar meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Nata masih bergeming di tempatnya, tanpa berniat beranjak meninggalkan Choco.
"Mau apa lo?!" Tanya Nata dengan nada ketus.
"Hm.. anu.. mau ketemu calon pacar, eh!" Choco langsung membekap mulutnya sendiri saat mendapati ekspresi tak bersahabat yang Nata tunjukkan. Membuat Choco tersenyum dengan bodohnya untuk sedikit mencairkan keadaan.
"Gak jelas!" Rutuk Nata setelahnya cewek itu melangkah masuk ke dalam kelasnya. Namun dengan segera Choco menahan lengan cewek itu.
"Kenapa telpon dan chat gue gak di angkat dan di balas?" Nata membuang pandangannya dan hanya diam tak berniat menjawab pertanyaan yang di ajukan Choco.
"Oh yaudah, gapapa. Gue tau lo pasti gak ada kuota, kan?" Choco mengangguk mengerti. Padahal Nata sama sekali tak ada membalas ucapannya.
"Tumbenan lo nguncir rambut lo." Choco memperhatikan tatanan rambut Nata yang berbeda dari biasanya, karena cewek itu memang hampir tak pernah menguncir rambutnya seperti sekarang ini.
Nata masih diam dan sama sekali tak berniat merespon segala ocehan Choco.
"Lo tambah-" ucapan Choco terhenti saat Nata semakin menatapnya sinis.
"Udah bicaranya?" Tanya Nata kesal.
"Belum," Choco refleks menggeleng berulang kali bak orang bodoh.
"Kalo gue kangen lo, gimana?""Bomat!" Acuh Nata.
"Ha? Tomat? Kenapa gak timun aja? Warnanya lebih cantik, ijo." Nata hanya menatap datar saat Choco mengatakan hal receh seperti tadi. Membuat Choco hanya tertawa kikuk di buatnya.
"Gue baru sadar lo tas baru. Baru nampak maksudnya!" Choco terus saja berusaha mengucapkan hal-hal tak penting hanya agar Nata membalas ucapannya. Tapi ya, tetap saja cewek itu tak merespon sama sekali. Hanya tatapan datar dan terkadang sinislah yang Nata lakukan untuk merespon segala celoteh Choco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nata the Choco
Teen Fiction(COMPLETE!) Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang dalam suatu kejadian yang tidak disengaja? Jika pertanyaan itu di ajukan pada Nata, maka ia akan menjawab dengan mantap bila ia pernah mengalami hal itu. Kejadian yang tidak disengaja itulah yang m...