BAGIAN EMPAT PULUH SEMBILAN
"Coba sekali-sekali kenalin diri kamu, jangan hanya liat kekurangan yang ada di diri kamu, tapi cari kelebihan kamu."
-Nata the Choco-
Choco berlari di sepanjang koridor menuju ruang UKS. Di karenakan memang jarak kelasnya menuju UKS yang cukup jauh. Seakan ada sesuatu yang sangat gawat. Mungkin bagi Choco memang gawat, bahkan genting.
Bertepatan di depan pintu UKS, Latta baru saja keluar. Gadis itu mengernyit melihat napas Choco yang terputus-putus. Sangat tampak jika cowok itu sehabis lari dari jarak yang cukup jauh.
"Lo kenapa kak?" Tanya Latta mengernyitkan dahinya.
Choco diam tak menjawab. Ia lebih sibuk menetralkan deru napasnya.
"Kayak binik lo lagi lahiran aja tau gak kak?" Cetus Latta memperhatikan Choco dengan seksama. Raut wajahnya memperlihatkan kekhawatiran penuh. Kepanikannya tak bisa ia tutupi. Benar kata Latta, reaksi yang Choco tunjukkan memang seakan di dalam ruang UKS itu terdapat istrinya yang tengah merengang nyawa.
Tanpa membalas ucapan Latta, Choco menerobos masuk ke dalam UKS. Hal pertama yang ia lihat adalah Nata yang tengah terduduk di kasur dalam UKS. Choco menghampiri Nata yang masih terdiam melihatnya.
Choco menempelkan telapak tangannya pada kening Nata yang bahkan tak hangat sedikit pun.
"Aku gak demam," cetus Nata seraya menjauhkan telapak tangan Choco dari dahinya."Udah gapapa kan sekarang?" Tanya Choco sembari mendudukkan bokongnya pada kursi di sebelah ranjang.
Nata mengangguk,
"Sekhawatir itu?" Nata menahan senyumnya saat memperhatikan wajah panik Choco yang bahkan sampai sekarang masih terlihat jelas di wajahnya."Aku lari marathon dari kelas aku yang letaknya di lantai tiga paling ujung sampe ke UKS yang letaknya di lantai bawah paling ujung. Gila ya, tiba-tiba Latta ngechat aku bilang kalo kamu pingsan. Gak tau sih itu apa namanya,"
"Itu namanya khawatir pake banget bambank!" Nata menjentikkan jarinya ke dahi Choco.
"Gimana ceritanya sih?" Tanya Choco tak habis pikir.
"Jadi tuh tadi aku lagi pelajaran Matematika. Nah jadi aku di suruh ngerjain soal ke depan, karena aku gak tau dan gak bisa..." Nata menghentikan ucapannya. Sedikit malu pada Choco.
"Jadi di suruh berdiri di depan kelas?" Tanya Choco tepat sasaran yang dengan malu Nata jawab dengan anggukan.
"Terus?"
"Yah terus aku berdiri. 5 menit sih masih oke-oke aja. Terus hampir 7 menitan kepalaku mulai aneh rasanya. Pusing banget sih itu gila. Sampe bener-bener pandangan aku hampir ilang, aku cuma bisa berpegangan sama papan tulis di sebelahku. Terus abis itu gatau lagi gimana ceritanya sampe aku bisa ada disini," Nata mengedikkan kedua bahunya di akhir ceritanya.
"Siapa yang bawa kesini?"
"Kata Latta sih... Dylan," Nata mengecilkan suaranya di akhir kalimat saat menyebut nama Dylan. Choco mengangguk karena hal itu bukan sesuatu yang penting saat ini. Bahkan harusnya ia berterima kasih pada Dylan karena sudah membawa Nata kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nata the Choco
Teen Fiction(COMPLETE!) Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang dalam suatu kejadian yang tidak disengaja? Jika pertanyaan itu di ajukan pada Nata, maka ia akan menjawab dengan mantap bila ia pernah mengalami hal itu. Kejadian yang tidak disengaja itulah yang m...