21. Rasa Yang Tak Sama

8.2K 344 2
                                    

BAGIAN DUA PULUH SATU

"Can't take my eyes off you."

-Nata the Choco-

Hari ini merupakan jadwal kelas Choco melakukan olahraga.

Dalam satu kelas, di bagi menjadi beberapa regu. Materi olahraga hari ini yaitu bola basket. Choco dipilih menjadi ketua dalam regunya. Walaupun bukan anak basket, tapi Choco sangat lihai dalam bermain bola basket. Ditambah dengan postur tubuhnya yang tinggi, basket sangatlah cocok untuk Choco.

Choco terus mendrible bola basket yang sedang dia mainkan. Keringat terus bercucuran dari dahi Choco. Sekarang cowok itu tampak jauh lebih tampan dari sebelumnya.

Sedangkan teman-teman Choco yang lain hanya menyaksikan dari pinggir lapangan. 15 menit yang lalu, Pak Amar selaku guru olahraga mereka meminta izin karena ada rapat dadakan. Dan guru itu menyuruh mereka untuk tetap melanjutkan materi basket hari ini. Walaupun tidak ada guru, mereka tetap melanjutkan materi mengenai bola basket seperti yang Pak Amar perintahkan. Bahkan tak satu orang pun yang beranjak dari lapangan.

Choco berhasil memasukkan bola kedalam ring basket dengan gerakan yang sangat sempurna.

"Cho! Ada degem, Cho!" Ujar Farren dengan heboh yang berhasil membuyarkan konsentrasi Choco. Bola yang sedang Choco mainkan pun terlepas begitu saja saat matanya tak sengaja bersitatap dengan mata hazel coklat. Pemilik mata yang saat ini Choco rindukan. Sudah satu minggu Choco sama sekali tidak ada mengganggu cewek itu lagi.

Farren dengan gerakan cepat langsung mengambil bola yang Choco jatuhkan tadi. Itu hanya strategi Farren. Yang kebetulannya memang ada Nata saat ini.

"Sialan!" Umpat Choco kesal. Kawannya itu memang benar-benar kurang ajar. Farren sangat pandai memanfaatkan situasi.

Saat ini Choco tak lagi memperebutkan bola basket itu. Dia hanya terlalu malas. Choco tak pernah menyangka jika Nata berhasil membuat moodnya hancur sehancur-hancurnya.

"Cho! Lo mau kemana?" Tanya salah seorang teman Choco saat melihat cowok itu keluar dari lapangan.

"Beli minum!" Balas Choco setengah berteriak. Tanpa sengaja, Choco melihat Nata yang sedang duduk pada bangku panjang yang berada di koridor yang mana langsung menghadap ke lapangan basket.

Choco berniat melewati Nata, tapi sebuah minuman dingin yang cewek itu sodorkan membuat Choco mengurungkan niatnya.

"Ambil." Ujar Nata saat melihat Choco hanya diam tanpa mau mengambil minuman yang Nata berikan.

Choco mengambil minuman itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Setelahnya Choco kembali berjalan menyusuri koridor. Entahlah, bahkan Nata tak tahu mau kemana cowok itu.

-Nata the Choco-

"Nat lo ikutkan?" Tanya Mine menoleh ke arah Nata. Saat ini Nata dan teman-temannya sedang makan di kantin.

"Ikut," balas Nata singkat. Sebenarnya hari ini Nata berencana pergi nonton dengan Dylan. Tapi Nata tak ingin menolak ajakan Mine dan Lata. Lagi pula sudah lama Nata tidak menghabiskan waktu dengan kedua temannya itu. Mungkin acara nontonnya dengan Dylan bisa di tunda besok. Ya, semoga saja Dylan mau.

Nata the ChocoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang