#7

2.3K 606 80
                                    

Vote sebelum baca dan komen setelah baca ya^^

Bintang lagi nyebat waktu Rasi tau-tau berdiri di depan dia sambil nenteng tas ransel yang kalo dipake pasti bikin Rasi kayak kura-kura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang lagi nyebat waktu Rasi tau-tau berdiri di depan dia sambil nenteng tas ransel yang kalo dipake pasti bikin Rasi kayak kura-kura.

Yagimana gak mirip kura-kura kalo gede ranselnya ketimbang orangnya.

"Ayo cabut."

Bintang masih melongo di dua detik pertama, terus buru-buru matiin rokoknya dan berdiri di depan Rasi. Tangannya gerak buat megang jidat Rasi yang langsung nepis tangannya kasar.

"Masih anget." kata Bintang gak memperduliin respon Rasi barusan, "Yakin mau berangkat? Udah jam sembilan, macet nih ntar gak keburu."

"Besok terakhir, malah gak keburu kalo berangkat dari sini. Ntar nginep aja di rumah." jawab Rasi ngotot.

"Ngeyel banget nih bocah, gue gak ada mobil geulis. Anak-anak udah pada cabut. Kalo lo nyungsep dijalan begimane gue mau tanggung jawab ke abang lo?" omel Bintang gregetan, dia ngelihat Rasi dengan tatapan melas.

"Ngaca dulu mending, wajah lo kayak ikan habis diobok-obok tuh. Teler."

"Assalamualaikum."

Bintang sama Rasi noleh barengan ke arah pintu, disana ada Nanta yang nyamperin mereka dengan wajah bingung.

"Walaikumsalam, balik juga nih. Gue kira dijodohin abah, makanya gak balik-balik."

Nanta cuma diem, terus natap Bintang dengan pandangan seolah bertanya.

"Nih adeknya Langit, namanya Rasi." Bintang noleh ke Rasi, "Ra, ini Nanta."

Nanta cuma ngangguk sekedarnya terus mau masuk ke kamar tapi di tahan sama Bintang.

"Nan bawa mobil? Tuker dong."

"Gue bawa motor, mobil dipinjem Nanda." balesnya singkat terus masuk kamar.

Denger jawaban itu ngebuat Bintang balik noleh ke Rasi dengan wajah frustasi, masalahnya respon wajah Rasi kayak gak mau tau beban dia. Ya kan Bintang beneran khawatir sama keadaan Rasi yang keliatan masih sakit.

"Gue cuma diare, bukan epilepsi. Jadi mau nganter apa gak? Kalo gak gue naik bis."

"Buset dah. Gak papa, Bi gak papa, lo kokoh, lo kuat, ngalah aja biar tambah ganteng." Bintang ngedumel sambil ngelus dadanya dan ngambil kotak rokoknya, tanpa mengucapakan jawaban yang jelas buat Rasi. Tapi ngelihat cowok itu jalan ke kamar itu udah cukup sebagai jawaban.

"Gak jelas."

Gak lama Bintang udah siap sambil nenteng tas ransel juga, bedanya tasnya gak segede punya Rasi. Cowok mah bawa seadanya, paling banter bawa kolor sama sempak doang. Lagian disana bisa pinjem bajunya Langit.

"Siap berangkat ndoro ayu." ajak Bintang dengan wajah gregetan. Dia jalan dibelaknag Rasi yang setia sama wajah datarnya.

Sesekali Bintang bisa liat kalau Rasi ngeringis sambil pegangin perutnya. Wajah Bintang melunak, terus bantuin Rasi naik motornya yang cukup tinggi itu.

Rasi Bintang (Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang