Voment ya~
Sejak pulang sekolah, Rasi disuruh main ke rumah budhenya. Katanya budhenya itu habis kunjungan ke restorannya dan sengaja bawa beberapa makanan buat penghuni kosan. Tapi Rasi sengaja nunggu sorean buat balik karena sungkan. Dia juga gak mungkin langsung pulang setelah dikasih makanan. Dia kan bukan Albi atau Dion yang gak tau diri.
"Nduk, budhe mau tanya, ya?"
Rasi yang lagi baca novelnya langsung ngangguk dan negakin badan ke arah Ratih yang lagi ngelipat baju.
"Kenapa, budhe?"
"Sama Bintang udah berapa lama?"
Suara budhenya itu halus banget. Bahkan lebih halus dari punya mamanya yang orang sunda. Tapi gara-gara pertanyaan yang sederhana barusan, Rasi jadi kayak baru aja denger suara kaleng roboh sampe dadanya geter heboh.
"Emm, Dduㅡdua bulanan kayaknya." jawab Rasi gagu setengah malu, "Kenapa ya, budhe?"
Ratih terkikik geli, "Enggak, tanya aja kok. Budhe cuma mau pesen, pinter-pinter jaga diri. Kamu perempuan, jauh dari orang tua lagi." Ratih ngulas senyum, "Walaupun ada masmu, walaupun kenal Bintang dari dulu tetep aja harus pinter jaga diri. Kalian masih muda, yang tua aja masih gampang kehasut setan, apalagi yang muda gini, rasa mau taunya gede."
"Bintang gak aneh-aneh kok, budhe. Malah ya budhe, Rasi tuh suka kesel sama dia." kata Rasi mulai tergoda cerita.
Ratih ngulum senyum, nyimak.
"Dia tuh terlalu baik gitu. Saking terlalunya aku jadi kesel. Contohnya kayak kerja tuh, dia boros banget. Bukannya buat hidup dia di Jakarta, udah tau jauh dari orang tua, malah kayak suka beli-beliin aku makan atau apa gitu, kan aku gak suka."
"Bintang gitu?" tanya Ratih agak gak percaya, "Bagus dong. Kok malah gak suka? Lagian kamu juga gak minta."
"Aku kasian budhe. Dia kan pulang malem, paginya kuliah. Kok malah ngabisin hasil kerjanya buat aku. Ntar kalo aku tolak kesannya gak ngehargai, kalo dibiarin tuh anak makin jadi." Rasi ngedecak habis menggebu, "Alasannya latihan nafkahiㅡjijik kan budhe? Mulutnya pengen aku ulek aja pake sikat WC. Kalo ngomong suka gak difilter."
Ratih melotot terus ketawa sampe bikin Rasi kaget. Terus saking puasnya tawa budhe, Rasi jadi makin sebel.
"Budhe ketawanya gitu banget." Rasi natap budhenya itu gak habis pikir, "Ah, gak mau curhat lagi sama budhe."
"Lah kenapa? Budhe cuma kaget Bintang sampe ngomong gitu." Ratih geleng-geleng kepala, "Kayak siap-siap o ae dadi suami gitu lho. Walah haha."
Rasi cuma ngerucutin bibir. Gara-gara diketawain jadi gak selera lanjut cerita. Tapi ngomongin tentang Bintang, dia kok jadi tiba-tiba kepikiran. Sejak siang tumben cowok itu gak ngechat atau video call kayak biasanya.
"Ya pokoknya tadi pesan budhe ya, jaga diri. Budhe kan juga dapet mandat dari ayah sama mama kamu buat jaga kamu sama masmu." kata Ratih yang diangguki Rasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasi Bintang (Novel)
Подростковая литератураfic: #bbhlokal Karena Rasi dan Bintang sama-sama tahu bahwa ada yang gak bisa diubah meski keadaan udah berubah. Karena Rasi dan Bintang sama-sama tahu bahwa waktu bisa membuat beberapa aspek hidup mengubah perasaan tapi gak dengan kenangan. Dan Ras...