fic: #bbhlokal
Karena Rasi dan Bintang sama-sama tahu bahwa ada yang gak bisa diubah meski keadaan udah berubah.
Karena Rasi dan Bintang sama-sama tahu bahwa waktu bisa membuat beberapa aspek hidup mengubah perasaan tapi gak dengan kenangan.
Dan Ras...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Besok gue anterin, Ras."
Tawaran Langit itu cuma Rasi bales pakai anggukan kepala. Itupun cuma sekali. Tapi Langit udah seneng ngelihatnya, setidaknya Rasi mau nerima niat baik dia yang sebelum-sebelumnya selalu ditolak mentah-mentah.
Bahkan kalau gak ada Bintang, Rasi lebih milih dianter sama Albi atau bareng Nanta. Emang, sejak Rasi ngemuntahin marahnya ke mama mereka kapan hari, Langit jadi ngerti gimana adeknya itu gak bisa nahan unek-uneknya ke dia lebih lama. Dia emang udah keterlaluan banget sama Rasi padahal kalau boleh jujur, Langit udah pengen berubah sikap sejak lama.
Tapi ya namanya udah kelamaan rese dan nyuekin Rasi, jadi agak susah buat nunjukin keeperdulian dia sama adeknya itu. Jadi Langit memutuskan buat mempertemukan Bintang ke adeknya dulu. Setidaknya sebagai penebus rasa bersalah dia yang udah bersikap gak seperti kakak yang seharusnya buat adeknya itu.
Yang ada dipikirannya, walaupun tanpa perhatian dia, masih ada Bintang yang mungkin lebih bisa diandalkan Rasi daripada dia sebagai kakak kandungnya.
Bintang senyum kecil lihat interaksi kakak beradik itu. Merasa lega bahwa ajakan Langit diacc sama Rasi, karena besok dia harus jaga kafe dan dapet shift pagi gak memungkinkannya nganterin cewek itu ke sekolah. Mending gini, biar dia kerja tenang. Soalnya gak baik kalo dianter temen barunya itu. Bintang gak suka.
"Lo bilangin apa kemaren?" tanya Langit bisik-bisik ke Bintang.
"Ku bisikan kata cinta." balas Bintang ngasal yang langsung dapat geplakan tangan Langit dibelakang kepalanya. "Tjuk. Sakit tulul."
"Lo bilangin apa?"
Rasi yang ngedenger bisik-bisik disampingnya langsung noleh dengan muka galak. "Ngomongin gue ya lo berdua?"
"Enggak, Ras. Lanjutin aja belajarnya." jawab Langit meringis diakhir kalimatnya, terus dia balik bisik ke Bintang. "Lanjut wa." dan Langit pergi ke kamar setelah ngucapin itu.
Jadi, kalau Rasi udah sibuk dengan dunia sekolah barunya, enggak buat anak kos yang lainnya. Mereka justru lagi libur semesteran. Dan itu gak ngebuat mereka leha-leha dikosan.
Buat Bintang, Nanta sama Yandra, mereka lagi kerja dikafe kopi punya salah satu temen mereka. Kalau Galen suka ambil projek editing video freelance dari ph. Sedangkan Langit kadang dapet duit boleh ngeprivat kelas musik di studio. Dan buat Albi dan Dion masih setia jaga warnet game onlen tengah malam sampe pagi. Liburan sebelum-sebelumnya mereka juga kerja kayak gini. Meskipun gaji gak seberapa setidaknya bisa buat nambah bayar kosan dan gak ngandelin kiriman orang tua aja.
"Disini ada yang pinter fisika gak?" tanya Rasi noleh ke Bintang yang lagi main hape.
"Pinter sih enggak, tapi kalo tau-tauan coba nanya Nanta." Bintang ngedikin dagu ke arah kamar Nanta. "Eh lupa, dia ke jaga kafe siang."
