"Hai cewek. piuwit." Bobby bersiul kencang, sampai semuanya menoleh.
Rose, jennie, Lisa dan Jisoo hanya menoleh sebentar lalu kembali menjutkan langkahnya.
"He, cogan kok dicuekin."
Lisa menoleh dengan malas. "Apasih kak."
"Eh bentar." Jennie menghentikan langkah mereka, kini sibuk merunduk pada hapenya. "Aduh sial...."
Semuanya mengernyit.
"Lis, pulang sama yang lain ya? tiba tiba mama nggak bisa jemput jadi papa gue yang jemput. Gimana dong?" Garis wajah Jennie menurun, antara tidak enak dan bingung gadis itu pulang sama siapa.
Rose dijemput kakaknya. Jisoo yang biasa nganterin dia pulang juga sekarang ada acara.
"Lisa pulang sama gue aja."
Hening. Rose, Jennie dan Jisoo serempak menatap Lisa dan menggeleng.
Bobby jadi memiringkan kepalanya, bingung melihat ekpresi mereka yang terlihat aneh.
Rose takut berbicara, memandang Jisoo penuh arti, menyuruh gadis cantik itu berbicara dengan bobby.
Jisoo yang sama takut pun juga menggeleng tidak ingin.
"Ck! apaan si? ayok dah Lis pulang." Bobby menarik pergelangan tangan Lisa.
"eunggg..kak, bentar dulu, lepasin dulu."
Kening bobby mengerut, menatap lisa meminta penjelasan lebih.
"Lisa pulang sama gue." Hanbin entah datang darimana dan darimana cowok itu tau Hal itu.
Dan bukan menarik pergelangan tangan Lisa, tapi cowok itu menggenggamnya juga. Berjalan tanpa memperdulikan murid murid yang mulai berbisik.
Lisa?
Ah gadis itu diam. Bisu seribu bahasa. Cowok yang dia idam idamkan kini menggenggam tangannya.
"Kak Hanbin.." Panggil gadis itu pelan, "Gue bisa pulang sendiri kok."
Hanbin jadi berhenti, sedikit menghentakan tangan Lisa. "Lo kalo pulang sama bobby pasti nanti dicari lagi sama fans dia. Dan masih mau pulang sama Bobby? Lo gila ya!?!" Diakhir kalimat, intonasi suara Hanbin meninggi.
Lisa menciut, gadis itu menunduk takut.
"jangan buat gue khawatir oke?"
***
"Makan." Kata Hanbin singkat, menunjuk makanan didepan Lisa dengan dagunya.
Lisa masih tidak percaya, kini dia makan berdua dengan Hanbin. Gadis itu mengangguk pelan, mengambil sendok dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Jangan di potong."
Lisa mengangkat wajah, melongo. "Ha?"
"Rambut, jangan potong rambut lo." Ulang Hanbin lagi, ia berdehem sebelum melanjutkan, "Udah cantik."
Pipi Lisa merona. Kini seperti ada sengatan Listrik ditubuhnya. Bahkan ia sampai merinding. Dan jangan lupakan perasaan yang meletup letup didadanya.
"Eh? iya."
"Jangan deket deket sama bobby"
Lisa tersihir untuk mengangguk. Mengulum bibirnya menyembunyikan senyumnya. "Aku sama kak bobby cuma temen."
Hanbin masih merunduk, asik pada mie gorengnya.
Lisa hanya tersenyum tipis melihat Hanbin tidak merespon.
"Gue terlalu geer." Lisa terkekeh sendiri menyadari kegeerannya lalu melanjutkan makannya.
"Cari gue aja kalo lo nggk ada yang jemput."
"He?" Bibir lisa terbuka kecil, matanya mengerjap kecil.
Hanbin tidak menjawab, ia malah melanjutkan perkataannya. "Kalo ada apa apa jangan cari bobby, cari gue."
"He?"
"Ha he ha he mulu, jawab iya dong."
"Eh?oh iya. iya kak."
Dan Lisa yakin itu hari terbahagia baginya.
Kapan lagi dia makan berdua sama cogan?
Kapan lagi ngomong langsung sama Hanbin?
Kapan lagi denger Hanbin ngomongnya lengkap nggak kayak di chat?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] COLD
Fanfiction"Kalo abis chat dia harus cepet cepet makam coklat, biar manis. Soalnya dia pait, pedes. Ya pokoknya nggak enak lah......."