Sudah berbulan bulan setelah Hanbin dan Lisa berbaikan.
Perasaan Lisa? Masih sama, tetap sama. Tapi setidaknya dia tidak bersedih lagi. Siapa tau nanti dia dapet yang lebih baik kan?
Kalau Hanbin fokus dengan jabatannya sebagai ketua osis. Dia banyak memulai ide ide baru untuk sekolah, dan tentu saja Lisa tetap memberinya selamat.
Hanbin : capek nih gue
Lisa : istirahat
Hanbin : keluar yuk, 5 mnt lg gue otw
Kurang lebih seperti itu percakapan mereka setiap hari. Hanbin akan mengirimi Lisa pesan apabila cowok itu tidak sibuk. Dan Lisa juga kadang kadang menemani Hanbin keluar.
Hubungan mereka memang sulit dimengerti, aneh dan hanya mereka yang mengerti.
Mereka tidak berpacaran, tidak ada kata sayang sayang yang diucapkan satu sama lain. Tapi hati mereka tau, kalau kehadiran satu sama lain memberi dampak yang besar.
Hanbin tau dia terbiasa dengan kehadiran Lisa, Lisa juga tau dia tidak bisa meninggalkan Hanbin.
Sekarang memang waktu yang sulit untuk mereka, tapi percayalah. Suatu saat nanti akan ada kebahagiaan yang sebanding dengan rasa sakit.
"Kak Hanbin kok masih pake seragam? Nggak pulang?"
Hanbin turun dari motornya, dia mendekat ke arah Lisa dan menyerahkan pizza yang ada ditangannya.
"Yuta ada di dalem?"
"Ada, kenapa?"
"Nggak enak aja gue main kesini tapi abang lo nggak ada dirumah."
Lisa tersenyum tipis, "masuk yuk kak." Dia mengajak Hanbin ke taman belakang, setelah itu dia ke dapur membuatkan Hanbin minuman."Kak Hanbin kayaknya sibuk banget ya sekarang, emang mau ada apa?"
Hanbin yang sedang membuka pembukus pizza jadi menoleh, "turnamen olahraga, nanti elo ikut partisipasi ya."
"Ada lari nggak? Kalo ada ikut nih."
"Adanya lomba makan, elo pasti menang."
Lisa mencuatkan bibir mendengar guyonan Hanbin. "Ah kakak gak asik, oiya kok kakak nggak pulang aja? Pasti capek kan dari tadi belum pulang."
"Maunya makan sama elo,"
Lisa terpana beberapa detik, dia berdehem kecil. "kenapa nggak sama kak Dahyun?"
Yup, setiap ada kesempatan Lisa akan bertanya tentang dahyun. Dia masih tidak enak menanyakan hubungan Hanbin dan dahyun secara terang terangan.
"Gue lebih nyaman sama elo mah."
Lisa tersenyum tipis, kini memasukan pizza kedalam mulutnya. Mengunyah sebentar.
"Gimana? Masih ada yang gangguin elo, engga kan?"
Karena mulutnya masih penuh, Lisa hanya bisa mengangguk, "aman aman."
Cinta itu memang tidak selalu berjalan mulus, ada manis dan pahitnya juga. Ketika merasakan pahit, menangis boleh. Tapi tidak ada kata menyesal.
Jadi bagi Lisa tidak ada kata menyesal untuk tetap menunggu Hanbin sekarang.
"Elo tau nggak sih? Gue kesel banget. Masa iya para pembina bukannya mempermudah malah mempersulit."
Lisa mengangguk mengerti, "iya lanjutin aja ceritanya."
Hanbin lalu terus mengomel, sesekali bertanya pendapat Lisa. Lalu mereka juga bercanda dan tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] COLD
Fanfiction"Kalo abis chat dia harus cepet cepet makam coklat, biar manis. Soalnya dia pait, pedes. Ya pokoknya nggak enak lah......."