Lisa mendengus kesal. Merasa risih dengan tatapan tatapan cewek cewek penggemar gosip untuk dirinya.
Emang dia salah ya deket sama Hanbin kemaren kemaren?
Lisa menghela nafas gusar, jadi tiba tiba menyesal tidak berangkat dengan Yuta sekarang. kan kalo berangkat bareng ada yang jagain dia.
Ting!
Tau kan ask.fm?
Sekarang dihapenya sedang muncul notification dari aplikasi yang bahkan jarang gadis itu buka.
Merasa kepo dia memilih untuk mengeceknya sembari tetap berjalan pelan menuju kelas.
Anon
Cih! PhoMata Lisa menyipit. Apasih
Dia melihat sampai bawah dan isinya hanya pertanyaan pertanyaan seputar dirinya-Hanbin-dahyun.
Gak penting banget, apalagi semuanya anon.
Kan tayi.
Lisa mempercepat langkah menuju kelas, mendudukan dirinya dengan tenang ditempat duduknya.
Tatapan gadis itu terarah ke kursi kosong Jennie, Jisoo dan Rosie padahal tas mereka ada.
Dia baru saja akan tidur tapi notif sekali lagi masuk ke hapenya. Kali ini ada seseorang yang ngetag dia di instagram.
Yennsya. @lalalisa udah liat kan kak Hanbin lebih cocok sama kak dahyun ketimbang sama elo?
Mata Lisa kembali menyipit, keningnya berkerut. Dia sekarang benar benar kesal.
Apasih semua orang, emang dia salah apa sih. Dia kan bukan PHO, nggak ngerebut Hanbin juga.
Dia kan gak ada ngapa ngapain.
Ting!
Jennie : kok lo gak bilang udah disekolah? Gue di depan rumah lo nih sama yang lain
Lisa menyipitkan mata, ini tas mereka di kelas tapi kok bilang dirumahnya?
Jennie : lo lupa skrg orasi? Lo mau nontonin kak Hanbin gitu aja pas dia ke kelas?
Jennie : gece ke gerbang belakang!!
Jennie : gue dah deket nihLisa membelak mata kaget. Entah dia yang baru ingat apa karena dia lupa bahwa hari itu adalah waktunya orasi.
Dia berdiri, hanya membawa hape dan dompet bersamanya. Masa bodo dengan absennya yang akan tercoreng.
Dia berjalan cepat menuju gerbang belakang. Tanpa sadar dia menabrak Jaewon yang datang dari arah ruang komputer.
"Gimana sama Hanbin?" Tanya Jaewon to the poin setelah dia menahan tangan Lisa untuk pergi.
"Ya.. gitu.."
"Gue udah buatin kalian berempat surat ijin nggak masuk kelas, santai aja. Lo kalo mau nangis, nangis sepuasnya, lo mau marah sama Hanbin ya marah aja."
Jaewon diam sebentar lalu melanjutkan, "tapi jangan tinggalin dia."
Bibir Lisa tertutup rapat, enggan mengangguk atau menggeleng. Malas juga menolak atau mengiyakan. Dia sekarang tidak bisa berfikir jernih.
"Gue mau ke gerbang dulu kak sebelum ada guru yang liat." Katanya meminta ijin.
Lisa berjalan cepat, dia sekarang benar benar malas mendengar kalimat yang mengandung kata Hanbin. Cukup sudah dengan terror yang dia dapat.
**
Hanbin berdiri tepat didepan pintu. Tertumben dia menarik nafas panjang berulang ulang kali sebelum masuk kelas.
Karena ini kelas Lisa.
Dia melangkah dengan pasti kedalam, seperti biasa yang dia lakukan pada kelas kelas sebelumnya. Hanya saja matanya bergerak mencari Lisa.
Dia tersenyum kecut mendapati kursi milik Lisa dan teman temannya kosong, lalu memandang Jaewon yang menunggunya diluar kelas.
Jaewon hanya bisa mendengus, dia paham apa maksud Hanbin. Begitu Hanbin keluar Jaewon langsung menyindirnya.
"Katanya nggak perduli, tapi masi nyariin toh."
Hanbin hanya melirik kesal, namun diam diam dia jadi bertanya dalam hati.
Lisa kemana, sama siapa, ngapain aja dia. Siapa yang diajak Lisa cerita selain dirinya?
Banyak yang dipikirkan Hanbin tentang Lisa.
Tapi kenapa dari mulutnya setiap pertanyaan tentang gadis itu selalu dia jawab dengan 'tidak'
"Kejar Lisa."
Dengan cepat dan tanpa pertimbangan dia akan menggeleng, menolak. Namun didalam Hati mengiyakan suruhan itu.
"Elo suka sama Lisa?"
Jawabannya lagi lagi tidak. Hati dan otaknya tidak konsisten.
"Won, coba tanya Jennie. Lisa dimana."
Jaewon hanya tersenyum tipis, mempercepat langkahnya. "Kalo kepo, tanya sendiri sama orangnya langsung. Ngapain pake perantara? Emang ini online shop?"
Hanbin mendengus kesal, dia merogoh hape dikantongnya, mencari roomchat Lisa.
Tanpa berpikir panjang dia langsung mengirimi gadis itu pesan.
Hanbin : kok gak ada di kelas?
Hanbin : elo dmn?**
Lisa benar benar melempar hapenya, sampai sampai jatuh di bawah kakinya. Rosie yang ada disebelahnya jadi kaget. Sementara Jisoo yang menyetir hanya bisa geleng geleng kepala melihat dari kaca tengah.
"Dia bener bener definisi bangsat."
"Tuh elo tau." Sahut Jennie ringan. "Terus kenapa masih dikejar?" Tambahnya dengan nada heran.
"Kalo gue bisa berhenti ya ngapain gue sampe sejauh ini?"
Rosie menepuk pundak Lisa, memungut kembali Hape gadis itu.
"Gue jawabin sini."
Lisa :
ngapain ngurusin
gue kak?Lisa memejamkan mata. Berusaha melapangkan dadanya. Ia tersenyum tipis pada Rosie.
"Apa gara gara efek pms ya gue kayak gini? Biasanya kak Hanbin nyakitin pun gue oke, gak masalah."
Jisoo yang menyetir hanya bisa membelakan mata mendengar ucapan Lisa. Sementara Rosie dan Jennie menepuk jidat mereka masing masing.
"Elo gak usah sok sokan kuat gitu Lis," tegur Rosie. "Semakin lo kayak gini, semakin lo terluka, gue nggak mau liat lo trauma atau semacamnya ya."
Lisa memalingkan wajahnya, memandang keluar kaca mobil. Tangannya menggenggam hapenya. Dia menggigit bibir dalamnya sambil menarik nafas dalam dalam.
Hape Lisa bergetar dalam genggamannya membuat gadis itu terlonjak kecil. Matanya melebar ketika membaca tulisan kecil disana.
Incoming call from Hanbin.
Lisa melirik sekilas ke arah Rosie dan Jennie. Dia memilih menolak panggilan Hanbin, karna dia tau teman temannya pasti akan marah.
Hanbin :
kenapa?
Hanbin :
elo marah sama gue?Lisa tersenyum tipis.
Lihat, Sekarang huruf dalam pesan yang Hanbin kirim sudah tidak setengah setengah. Tidak disingkat ataupun diperpendek.
Lisa : gapapa
Hanbin :
pulang sekolah gue
samperin ke kelas.
Jangan kemana mana!Lisa memilih tidak menjawab, tapi sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman.
Berharap sekali lagi boleh kan?
TBC
Vomment juseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] COLD
Fanfiction"Kalo abis chat dia harus cepet cepet makam coklat, biar manis. Soalnya dia pait, pedes. Ya pokoknya nggak enak lah......."