Jisoo menarik Lisa untuk menemaninya pergi ke kelas Bobby. Dimana itu juga adalah kelas Hanbin.
Tepat sekali, di kelas itu hanya berisi Hanbin dan Bobby karena bel pulang sekolah sudah berbunyi.
Jisoo masuk ke kelas itu Lisa hanya bisa mengekori Jisoo.
Bobby sudah menyengir lebar melihat Jisoo datang, apalagi melihat ada Lisa juga.
"Wah, jadi kayak double date nih." Celetuk Bobby tak tahu kondisi.
Lisa hanya tersenyum tipis seraya menghampiri bangku yang diduduki Hanbin dan Bobby.
Padahal Lisa baru saja mau duduk disebelah Hanbin, tapi cowok itu malah tiba tiba berdiri dan menggendong tasnya.
Lisa terkejut, dia hanya diam melihat pergerakan Hanbin.
"Loh katanya mau ke rumah gue? Sabi lah kita berempat makan dulu."
Hanbin jadi diam, melirik Lisa dengan wajah kakunya. "Gue lupa ada janji sama Dahyun, nanti aja gue nyusul."
Hanbin langsung pergi menyisakan Bobby dan Jisoo yang keheranan.
"Bentar, kalian kenapa lagi?"
Lisa mengangkat bahu tak tau, bibirnya jadi tersenyum tipis terkesa kaku walau kini hatinya gelisah.
'Harus kuat.'
"Nggak tau, kak Hanbin kan emang nggak jelas."
Lisa jadi merasa aneh, dia jadi ikutan kesal karena perbuatan Hanbin tadi, tapi dia berusaha menahan diri. Kan dari awal dia maunya begini.
"Gue pulang duluan ya," pamitnya, dalam setiap langkahnya Lisa hanya berfikir tentang Hanbin.
Seperti,
'hanbin kenapa?'
"hanbin beneran pergi sama dahyun?'
'kak Hanbin marah sama gue?'
'Apa boleh gue sedih gara gara sikap kak Hanbin tadi?'
Lisa berbelok, baru mau ke lapangan untuk nyari Yuta tapi tiba tiba pandangannya teralihkan ke pojok koridor. Ada Hanbin disana sama
dahyun.Dia berusaha tetap berjalan lurus tanpa menoleh, walau gagal karena Dahyun yang memanggilnya.
"Lisa? Mau pulang sama Hanbin ya? Duuh ditunggu pajaknya ya."
Hanbin terkejut, apalagi Lisa. Lisa hanya bisa tersenyum tipis, "nggak kok kak." Selanjutnya dia melanjutkan langkahnya.
Hanbin diam diam menarik nafas panjang, "mau dianterin pulang nggak?"
Dahyun mengernyit, "kalian kenapa? Gue udah gak kayak kemarin kemarin ya yang nggak suka elo sama dia. Sekarang gue udah setuju."
Hanbin mengulum bibirnya, kembali bersandar pada tembok dibelakang. "Tapi dia udah gak mau sama gue,"
"Elonya yang bego."
Hanbin merunduk, "iyakan? Siapa coba yang mau sama gue kalo digantungin terus?"
Dahyun menghela nafas kecil, "kejar lah, masa nyerah? Dia aja kemarin kemarin nggak nyerah ngejar lo."
Hanbin tersenyum kecut, membalas dengan gelengan kecil. "Dia pasti udah punya pengganti gue,"
"Terus sekarang elo mau ngapain? Ngelepasin dia gitu aja? Gue belom pernah liat elo kayak gini selain sama Hana,"
Hanbin diam. Tidak menyahut.
"Kalo elo mau nyesel dua kali sih terserah ya, gue udah ingetin kan."
Hanbin takut. Dia takut dengan faktanya nanti kalau benar bahwa dihati Lisa sekarang bukan dirinya.
**
Hanbin berjalan pelan, menyusuri kodiror kelas sepuluh untuk mencari seseorang.
"Kak Hanbin!"
Hanbin berhenti melangkah, menengok ke sumber suara. Bibirnya melengkung kecil membentuk senyuman tipis. "Iya Lisa?"
"Liat kak Bobby?"
"Dia lagi ada sosialisasi, kenapa?"
Lisa menggeleng kecil, "makasi ya kak."
Setelah itu Lisa langsung berbalik pergi. Hanbin tersenyum tipis.
"Kalo aja waktu itu gue gak bilang kalo gue nggak bisa milih elo, apa sekarang kita nggak kayak gini?"
Padahal mereka nggak musuhan kan, nggak menjauh juga. Cuma Lisa minta sikap Hanbin hanya seperti teman pada umumnya. Tapi Hanbin udah kesel, apalagi ditambah waktu itu ada Donghyuk.
"Egois ya gue?"
Hanbin tersenyum kecut jadi berbalik, tadinya mau ke ujung koridor disana tapi sekarang dia mau liat Lisa.
Bukan mau nyamperin, Hanbin cuma pengen liat Lisa gimana. Dia sengaja balik buat bisa ngelewatin kelas Lisa.
Hanbin tersenyum kecil melihat Lisa menyanyi riang bersama teman temannya.
"Dulu gue kemana ya waktu elo deketin gue?"
HIYAHIYA
Akutuh kasian sm hanbin, tapi pengen hanbin nyesell gimana dong 🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] COLD
Fanfiction"Kalo abis chat dia harus cepet cepet makam coklat, biar manis. Soalnya dia pait, pedes. Ya pokoknya nggak enak lah......."