Lisa memberingsut ke arah Hanbin, bersembunyi dibalik cowok itu.
Abis setelah sampai di tempat yang Hanbin bilang ternyata cukup seram baginya. Tema cafe itu clasic tapi lebih gelap karna minin penerangan
"Ntar gue beliin dah ni cafe lampu." Lisa berucap asal membuat hanbin mendengus geli.
Lantas Hanbin menarik tangan Lisa untuk masuk, mengambil duduk di lantai dua agar bisa melihat ke luar.
Hanya disediakan dua kursi untuk masing masing meja, jadi Hanbin dan Lisa saling berhadapan.
"Ngapain nih kak kesini?"
"Lo diem aja, tungguin gue belajar. Tapi nggak boleh ribut."
Eeeeebuset. Gue sama aja kayak patung disini. Tapi nggak apalah, lumayan dapet ngeliatin kak Hanbin yang gantengnya plus plus.
Jadi lisa daritadi diam, menopang pipi sambil terus memandangi Hanbin dalam diamnnya.
Tiba tiba Hanbin memandang ke arah Lisa membuat gadis itu sedikit salting.
"Mau?" Hanbin menyodorkan gelas cukup besar yang berisi ice coffe.
"Nggak suka kopi." Sahut Lisa pelan, tapi lantas dia mengerjap.
Kalo gue minta, terus kita minum dalam satu pipet yang sama, itu artinya kiss secara nggak langsung?
"Eh mau deh!!" Ucapnya cepat sambil tersenyum manis.
Hanbin hanya mengangguk pelan, lalu menyodorkan gelasnya. Selanjutnya dia kembali merunduk, mengerjakan tugas yang entah tugas apa itu Lisa tidak tau.
Lisa terus senyum, senyum. Memainkan pipet minum milik Hanbin.
Tapi lama kelamaan Lisa merasa bosan, dia hanya diam, melihat kesekeliling, dan minum.
"Oiya kak, katanya mau kesini bareng yang lain? Kok gak malah ngajak aku?" Lisa membuka suara duluan, kesal dengan keheningan mereka.
"Dahyun."
Lisa terdiam cukup lama, jadi dari awal dia cuma cadangan, begitu?
"Kalian itu pacaran?"
Hanbin lantas berhenti menulis, dia menegakan badan dan menatap dalam ke arah Lisa.
"Gak."
Lisa menggigit bibir bawahnya, saling menatap seperti membuat dia kehabisan oksigen.
"Terus kenapa nggk jadi kesini sama kak Dahyun?"
"Dahyun nggak bisa."
Ah, lisa benar benar frustasi. Apa hanbin tidak bisa berbicara bohong agar dia senang?
Lisa memang tau, sifat lain dari Hanbin adalah cowok itu ceplas ceplos, tidak memikirkan orang lain.
"Terus kenapa ngajak Lisa?"
Hanbin mendengus, "kalo gue ngajak yang lain pasti pada cerewet, nggk suka ini lah gak suka itulah."
"Terus Lisa?"
"Lo bisa diem soalnya."
Lisa memegangi kepalanya, merunduk membuat rambut kepalanya terjatuh kedepan.
Hanbin memajukan badannya, menyelipkan rambut Lisa dibelakang telinga gadis itu. Jadi meski merunduk Hanbin tetap bisa menatap wajah Lisa.
Lisa reflek bangun, menatap Hanbin dengan heran. Seolah bertanya 'apa? Dan kenapa?'
"Lo kalo kayak gitu nyeremin."
Oh good, jadi gue harus seneng apa sedih nih?
***
Lisa sekarang sudah ada dirumah. Dia bahkan sekarang sedang duduk santai diatas tempat tidur dengan piama kelinci kesukaannya.
Dia lagi ngestalk Hanbin.
Twitter, Facebook, Instagram, Line.
Semua dia cek. Postan cowok itu, storynya, apapun pokoknya dia harus tau.
"Huft, nggak ada yang kusus, semuanya biasa, dia juga nggak pernah update sama cewek manapun"
Sampai akhirnya satu notification membuatnya melebarkan mata selebar lebarnya.
Hanbin :
kok blm tdr? Ngpain ngstlk gue?Mati! Dari Mana kak Hanbin tau?
Lisa :
oh nggk tuhLisa :
belum ngantuk ajaLisa :
td kn abis minum kopiHanbin :
mnm cklt pnsLisa :
mager keluar kakLisa :
Mending nonton tvHanbin :
brgd gk baik utk kshtnLisa :
iya iyaaaLisa :
bobok nih
(Read)Lisa baru saja ingin membuka Youtube, tapi lagi lagi satu notification membuat dia melebarkan mata selebar lebarnya.
Rosie :
tadi gue ketemu diaRosie :
terus dia nanyain loRosie :
sumpah gue nggak tau musti ngapainRosie :
gue bilang aja lo udh pnya pcrKepalanya berdenyut, sambil mengetik balasan ia hanga bisa menarik nafas panjang dan mengeluarkan perlahan.
Lisa :
iya gppRosie :
tapi gue kasi Line lo:((Rosie :
gmn dongg?Lisa :
iya gppBanyak banget sih yang buat gue gak mood seharian ini!?!?
TBC
VOMMENT JUSEYO~
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] COLD
Fanfiction"Kalo abis chat dia harus cepet cepet makam coklat, biar manis. Soalnya dia pait, pedes. Ya pokoknya nggak enak lah......."