22. forget

2.3K 336 69
                                    

Hanbin :
aduh gue lupa kalo mau nganter lo pulang

Hanbin :
gue nganter dahyun dulu, tadi tiba tiba kakinya keseleo

Lisa :
ah gpp kak

Hanbin :
elo masih disekolah?

Lisa tersenyum kecut, ia mendongak, menatap kelasnya yang sudah kosong.

"Gue pulang sama siapa ya sekarang?" Lisa merunduk, ia melangkah menuju keluar kelas dengan lemas.

Gadis itu terus menendang nendang udara sampai sesuatu terlepar ke arahnya dan mengenai kepalanya. Ia mendongak dan berdecih melihat Bobby ada tak jauh darinya.

"Kak, gue nggak niat berantem sama lo hari ini." Kata Lisa lemas.

"Gue laper, makan yok nanti gue anter lo pulang. Hanbin udah pulang duluan tadi."

Lisa menggeleng malas, gadis itu benar benar tidak ingin melakukan sesuatu sekarang.

"Kak, kak Dahyun itu gimana? jawab dulu baru gue mau ikut lo."

Bobby diam sebentar, "Dia cantik, kenapa?"

"Ck! MAKAN TUH CANTIK." Lisa mempercepat langkahnya.

Bobby terkekeh, lalu berlari kecil mengejar Lisa. "Bercanda, Hanbin it'syour. Hanbin is Lisa's and Lisa is hanbin's."

Ting!

Hanbin :
elo masih disekolah?

Hanbin :
gue samperin sekarang

Bobby mengangkat alisnya tinggi tinggi. "Pangeran lo nge chat tuh, iyain aja biar bisa pulang bareng."

Lisa menoleh dengan ekspresi sangarnya. Gadis itu melongos pelan dan merunduk, mengetik balasan.

Lisa :
gak makasi

Lisa :
gue udah dijalan pulang kok

Hanbin :
sama siapa?

Lisa :
sama orang

Lisa langsung mematikan data seluler, malas melihat balasan dari Hanbin. Lisa langsung memandang Bobby dengan jutek.

"APA LIAT LIAT? KATANYA MAU NGANTER PULANG?!?"




***




Bobby dan Lisa sama sama mengernyit, melihat mobil familiar terparkir di depan rumah Lisa.

"Itu mobil kak Hanbin bukan kak?"

Bobby mengangguk pelan, ia berhenti tepat disamping mobil Hanbin.

"Dah urusin sendiri, gue mau pulang." Bobby langsung pamit dan menarik gas dengan cepat. meninggalkan Lisa yang sudah misuh misuh.

Bobby sih tidak ingin jadi perusak suasana.

Melihat bobby sudah pergi, hanbin keluar. Cowok itu menahan tangan Lisa yang ingin masuk ke dalam rumah.

"Kenapa lama?"

"Makan dulu sama kak Bobby."

Mata Hanbin menyipit, ia melepaskan tangannya pada tangan Lisa. "Gue udah bilang jangan pulang sama bobby kan? nanti kalo di apa apain lagi gimana?"

Lisa berdecak, "Terus aku pulang jalan kaki gitu? gak liat aku nunggu kakak 1 jam-an? lah dikira sekolah masi rame kali ya."

Garis wajah Hanbin melemas, ia menggeleng kecil. "Sorry, gue lupa. Beneran."

Lisa bersidekap, memandang Hanbin dan mobilnya. "Ngapain disini?"

"Nunggu lo lah."

Lisa mengibas tangannya di udara. "Udah lah nggak usah mikirin aku, urusin aja noh gebetan kakak."

Lisa berbalik, tapi tangan Hanbin kembali menarik tangannya.

"Apa sih? Aku capek kak."

Hanbin mengulum bibirnya, "Nanti sore mau jalan nggak? nonton atau apa gitu?"

Lisa diam sebentar. Dia ambyar, sempat. Namun dia tersadar. Kali ini dia dijadikan yang kedua lagi bukan?

"Kenapa? Kak Dahyun nggak bisa nemenin kakak?"

"Lisa."

Lisa berdecak pelan, ia memegang pelipisnya. Kali ini matanya sudah mulai menghangat.

"Kakak sekarang pulang dulu, aku capek."

Hanbin menarik nafas panjang. Ia maju selangkah lebih dekat menarik gadis itu ke pelukannya. "Tapi nanti nonton ya?"

Lisa hanya diam. "Ya." Lirihnya pelan. Dia langsung melepaskan diri dari rengkuhan Hanbin.

"Kakak pulang gih."

Hanbin mengangguk dan tersenyum tipis lantas kembali masuk ke mobilnya.

Lisa masuk ke dalam rumah bersamaan dengan mobil Hanbin yang meninggalkan rumahnya. Dia berjalan lunglai ke dalam.

Tatapannya kosong. Lisa berjalan pelan. Membuat Yuta yang sedang ada di dapur terheran heran melihat gadis itu.

"Elo kenapa? Nih minum mumpung gue lagi buat coklat anget."

Lisa mengambil gelas yang disodorkan Yuta. Dia meminum coklat hangat itu, tiba tiba saja Lisa menangis. Gadis itu menyodorkan kembali gelasnya pada Yuta.

Matanya menghangat sedari tadi. Terlebih dia mengingat hal
kemarin kemarin yang menyakitkan untuknya.

"Eehh!? Kok nangis? Coklat gue nggak enak ya?" Yuta panik, cowok itu langsung ngacir mencari Tissue.

"Ck! Ah! Ini gara gara Coklat lo terlalu manis tau!!" Bentak Lisa sambil menangis.

Yuta jadi diam, perlahan dia mengerti. "Diapain lagi lo? Sini biar gue kasi pelajaran kalo air mata itu berharga."

Lisa semakin menangis sesenggukan. Sungguh, hatinya terasa sangat sakit sekarang.

Yuta membawa Lisa duduk, dia jadi kawatir sendiri pada gadis itu.

"Kenapa? Lo bisa cerita sama gue."

"Waktu itu dia ngajak gue ke cafe karna cewek yang dia ajak nggak bisa. Terus disekolah gue negur dia tapi dia nggak nyahut, cuma noleh. Padahal waktu itu minjemin sweater. Terus sekarang dia lupa nganter gue pulang. Dan tadi dia meluk gue gitu aja dan ngajak jalan."

Yuta berdecak, dia jadi pusing sendiri denger cerita Lisa.

"Nih ya denger, untuk cowok punya cadangan cewek itu biasa. Gue pun gitu, tapi sekarang lo harus tau, posisi lo dimana. Yang dia prioritasin apa yang jadi cadangan."

"Cadangan." Sahut Lisa dengan suara kecil, sembari menunduk.

"Kalo kata gue sih ya, kalo dia mainin lo. Kenapa nggak lo mainin dia balik?"

"Ngaco lo! Emang nggk bener curhat sama lo."


TBC

Vomment Juseyo~

[7] COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang