Mata cantik Lisa melebar. Tangannya dengan sigap langsung mengambil jasnya yang dilemparkan Yuta.
"Etayi ini jas gue lo apaain?" Pekiknya keras setelah menyadari dijasnya ada lubang besar.
Yuta hanya menyengir lebar, tangan kirinya yang semula dibelakang, perlahan ia keluarkan.
Lisa kembali melotot tajam ke arah Yuta.
Kini ditangan kiri Yuta ada baju putih yang biasa dipakai Lisa sekolah. Namun kini warnanya tidak putih lagi.
"YAAMPUN YUTA!! HABIS KESABARAN GUE SAMA ELO!!"
Ya terus kalo bajunya untuk sekolah dirusak Yuta dia pake apa terus?
Yuta kembali cengar cengir tidak jelas, berlagak bahwa itu bukan salahnya. "Iya pinjemin aja coba sama Jennie, atau Rosie, nah sama Jisoo pasti bisa."
Mata Lisa terpejam, tangannya terkepal. Amarahnya sudah memuncak. Kalau saja Yuta menunjukan tadi sore mungkin dia masih bisa pergi keluar untuk membeli yang baru, tapi kini toko mana yang buka pukul 10 malam?
"Nih ya gue tanya, fungsinya elo disini tuh apa sih sebenernya?" Tanya Lisa berusaha sabar.
Yuta diam sejenak, berfikir kecil. "Ngerusuh dirumah lo."
Lisa langsung maju, menjambak rambut Yuta dengan keras. Sampai cowok itu mengaduh kesakitan Lisa tidak perduli. Itu ditambah pukulan keras dari Lisa.
"ADUHH LEPASIN DULU BANGSAT!!" Teriak Yuta, dia ngegas, Lisa pun semakin keras menjambak rambut Yuta.
"UDAH GUE PINJEMIN BAJU SAMA ROSIE NYETT!!"
Lisa langsung melepaskan cengkramannya. Dia diam dengan wajah jutek, masih memandang Yuta tajam.
Memang, Yuta dan Rosie sempat perteman waktu smp dulu, tapi untuk sekarang dia meragukan ucapan Yuta.
"Gue beliin es krim satu kulkas dah elu. Noh bajunya dibawah." Ujar Yuta sambil sesekali mengaduh kesakitan.
Lisa jadi terdiam, merasa bersalah. Tapi kemudian dia masa bodo. Toh Yuta emang bulyable
****
Terkutuklah baju Rosie. Lisa jadi tidak berani untuk keluar dari mobil Yuta.
"Apaan sih nyet!" Yuta mendengus dan melemparkan kunci mobilnya, "kunci sendiri, gue mau masuk kelas."
Lisa hanya bisa mendesah pelan, melihat punggung Yuta yang menjauh. Dia tau badannya itu sekecil apa, tapi baju yang diberikan Rosie sangat kecil sampai sampai menjeplak tubuhnya.
Kalo dia keluar pake baju gini, udah pasti jadi santapan osis kedisiplinan.
Namun akhirnya Lisa memberanikan diri keluar, ya perlahan, mengendap endap. Dari parkiran hingga sampai dikoridor ia mendesah lega, tidak ada yang menyiduknya. Tapi begitu belokan menuju kelasnya ada seseorang mencegat dia.
"Dek, itu bajunya kecil amat. Mau nyabe?" Pedas nan tajam, tapi Lisa tidak tau didepannya itu siapa.
"Maaf kak." Sahut Lisa pelan, sambil sedikit merunduk.
"Ey, dia biar gue aja yang urus."
Badan Lisa seketika menegak, reflek menoleh kebelakang. Sosok Hanbin semakin mendekat kearahnya.
Saat Lisa kembali menghadap kedepan, gadis yang tadi sudah pergi. Dia lantas menghadap ke Hanbin sepenuhnya.
Lisa menciut, dia hanya bisa merunduk. "Eung.... ini bukan baju aku kak.."
"Baju kekecilan, gapake jas. Ini yang daftar osis?"
Kepalanya terangkat, dia memajukan bibir. "Kakk."
Ekspresi Hanbin datar, masih menatap Lisa lekat lekat. Dia lantas menggeleng kecil dan menarik tangan mungil Lisa. Agar gadis itu mengikutinya.
Lisa hanya tertarik pasrah, pikirannya dia pasti akan dihukum membersihkan gudang atau perpustakaan. Tapi begitu Hanbin mengajaknya berbelok, tidak menuju ruang osis membuat dia bertanya tanya.
Namun Lisa tetap diam, sampai akhirnya dia sadar, cowok itu membawanya ke kelas Hanbin. Mereka berhenti tepat didepan kelas Hanbin.
"Tunggu bentar disini."
Nyali Lisa masih menciut, dia berada di lingkungan 'kakak kelas' dia bisa jadi mangsa disini.
Tidak lama Hanbin lantas kembali sambil membawa sweaternya. "Nih pake, nanti bilang aja lo nggak enak badan kalo ditanya osis yang lain. Terus bilang aja udah gue yang ngurus."
Lisa masih tampak kawatir, ia mengulum bibirnya, dan menatap Hanbin. "Terus hukumannya apa?"
Hanbin reflek tertawa, dia menggeleng heran. Lalu tangan kanannya terangkat mengusap pucuk kepala Lisa. "Bego banget sih!"
Lisa semakin tidak mengerti, ia masih memasang wajah bertanya, membuat Hanbin semakin gemas.
"Mana bisa gue ngasi hukuman kalo muka lo kayak gini?"
"Ha?"
"Muka lo tuh seakan akan narik gue buat selalu ngelindungin lo."
Wajah Lisa merona, dia jadi gugup seketika.
"Tenang aja, ada gue disini oke?"
TBC
Vomment juseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] COLD
Fanfiction"Kalo abis chat dia harus cepet cepet makam coklat, biar manis. Soalnya dia pait, pedes. Ya pokoknya nggak enak lah......."