23. Hanbin Side

2.5K 326 28
                                    

"Hanbin?"

Mendengar namanya disebut, Hanbin menoleh. Wajahnya yang memang datar semakin datar. Dia tidak berekspresi lebih bahkan ketika orang yang memanggil namanya itu tersenyum senang.

"Ngapain nih di depan rumah Dahyun?"

Hanbin membuang muka, dia benar benar malas berurusan dengan cowok didepannya itu.

"Disekolah lo ada cewek cantik kan ya? Nyesel deh gue pindah."

Hanbin diam. Masih setia diam.

"Ada adek kelas cantik namanya Lisa."

Hanbin yang semula tidak mau melihat orang itu kini malah menatapnya tajam.

"Yong, jangan deketin dia. Ini peringatan pertama gue."

Taeyong tersenyum sinis, "wahh, kita ngerebutin cewek yang sama lagi?" Mark sengaja menekankan kata 'lagi'

Tangan Hanbin terkepal sempurna. Matanya menatap tajam mark.

"Lo terlalu lama larut dalam kesedihan, sampai sampai lo ngorbanin dahyun, sepupu gue untuk jadi mainan lo. Dan sekarang Lisa?"

"Gue nggak mainin siapapun, baik Lisa atau Dahyun. Dan gue nggak ada apa apa sama Lisa."

"Cih."

Hanbin menarik kerah baju Taeyong, benar benar tidak tahan dengan omong kosong cowok itu.

"Diem sebelum tangan gue yang bergerak untuk nutup mulut lo."

Taeyong tertawa lebar. "Harusnya dia pergi sama gue waktu itu, kan."

Wajah Hanbin sudah memerah, dia menahan amarahnya sedari tadi. Tangan kanannya yang leluasa langsung melayang dengan ringan ke arah wajah Mark.

"Sampe lo nyentuh Lisa secuil pun gue nggak akan tinggal diem ya."

"Gue gak boleh nyentuh dia, biar apa? Biar dia nggak terluka? tapi lo deket sama dia sebagai temen? Apa nggak ngelukain dia?"

"Gue gak akan ngelakuin kesalahan yang sama untuk 2x Yong."

Hanbin melepaskan cengkramannya. Dia langsung masuk ke dalam mobil dan langsung melaju meninggalkan Taeyong.

****

Hanbin menunggu di luar rumah Lisa, namun masih diam di dalam mobilnya.

Mengingat ucapan Mark siang tadi, Hanbin langsung mengajak Lisa nonton.

"Lama lama gue bisa gila."

Hanbin memukul setir mobilnya. Menelungkupkan kepalanya disana. Dentingan hapenya membuat dia menoleh.

Dahyun :
Dimana?

Dahyun :
Td ketemu kak Taeyong ya?

Dahyun :
Jd lo bener dkt sama adek kelas itu?

Dahyun :
Terus selama ini lo ngapain deketin gue?

Dahyun :
apa arti semua yang lo lakuin ke gue?

Dahyun :
harusnya gue tau

Dahyun :
nggk ada yang bisa gantiin tempat kak Hana dihati lo

Hanbin diam. Tidak membalas pesan Dahyun. Ketokan di kaca mobilnya membuat dia menoleh.

Itu Lisa. Hanbin dengan sigap membuka pintu dan memasangi set belt pada Lisa.

Diam diam Hanbin memandangi gadis itu.

Sekarang dia bingung dengan Hatinya.

Dulu padahal gadis disebelahnya ini menyebalkan. Sangat menganggunya. Tapi kenapa kini gadis itu duduk disampingnya?

Hanbin tidak habis fikir. Dia langsung menjalankan mobilnya. Melupakan sejenak pikiran pikiran rumit itu.

"Lisa, kok diem? Biasanya nyeroscos gak jelas."

"Kalo aku bilang mau jalan sama kak Hanbin karena terpaksa gimana?"

Hanbin mengerem mendadak, membuat Lisa terhuyung kedepan. Hingga gadis itu berdecak kesal.

"Lo nggak seneng jalan sama gue?"

Lisa menatap kedepan. Enggan memandang Hanbin.

"Lisa."

"Coba kakak bayangin jadi aku itu gimana? Kakak cuek, terus nggak tau kenapa tiba tiba hangat gitu, besoknya cuek lagi."

"Terus kakak maunya aku gimana sekarang?"

Hanbin menatap Lisa datar. Dia menggigit bibirnya, tangannya hampir terangkat untuk mengelus pucuk kepala gadis itu. Namun dia enggan, memilih untuk melanjutkan kembali perjalanan.

Selama itupun, baik Lisa ataupun Hanbin enggan membuka suara. Mereka berdua diam. Sampai mobil Hanbir terparkir rapi, dia tidak langsung turun.

"Maaf."

Lisa terdiam. Hanbin itu istimewa dihatinya. Seberapa kuat tembok yang dia bangun atau seberapa tinggipun, Hanbin akan dengan mudahnyanya menghancurkan tembok itu.

"Iya udah dimaafin, sekarang jadi nonton nggak?"

Hanbin mengangguk, "sebentar," katanya lagi sambil mengambil hapenya.

Dia membuka roomchatnya dengan Dahyun.








Hanbin :
Gue sama Lisa cuma temen

Hanbin :
gausah bawa bawa dia

Dahyun :
Ya lo bilang mau disisi gue terus!!

Hanbin :
Gue lagi gak mau bahas ini








Hanbin tersenyum pada Lisa. Ia mengantongkan kembali hapenya. "Gue udah beliin tiket, tapi ini masih lama. Makan dulu yuk?"

Lisa tersenyum lebar. Dia nyuekin Hanbin aja gabisa, apalagi mainin dan balik nyakitin dia.

Hatinya benar benar tidak bisa mengikuti arahan dari otaknya.

TBC

VOMMENT JUSEYO~

[7] COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang