36. Gone

2.3K 334 52
                                    

Hari itu Hanbin sibuk, sangat. Akan ada acara colaborasi dengan sekolah lain yang akan diadakan beberapa minggu lagi.

Hanbin baru saja melangkah memasuki area ruang guru untuk meminta proposal persetujuan namun langkahnya terhenti mendapati di kelas sebrang tampak berisik.

Itu kelas Lisa.

Hanbin memutar, dengan berlagak memasang wajah 'ketua osis' nya dia masuk ke kelas itu.

"Tolong jangan ribut." Katanya pelan. Namun matanya melirik ke arah pojok kiri tempat biasa Lisa duduk.

"Jennie," panggil Hanbin, mengisyaratkan gadis itu untuk keluar.

Awalnya jennie mendengus kesal, tapi perkataan Rosie membuat dia semangat.

"Siapa tau dia nanya tentang Lisa, ya pinter pinter elu aja biar kak Hanbin ngerasa bersalah gitu."

Jennie berjalan pelan, memasang wajah flat didepan Hanbin. "Ya kak?"

"Eng, Lisa nggak sekolah ya? Gue nggak sempet liat dia beberapa hari ini."

Alis Jennie terangkat, "oh bukannya liat Lisa dua hari yang lalu ya di kantin," katanya dengan menekan kata Kantin, mengingat kejadian dikantin kemarin.

Hanbin terdiam, bener juga.

"Terus sekarang dia kemana?kok nggak ada?"

Jennie berkacak pinggang. "Elo tau kan dia udah punya cowok? Ngapain masih kepo sih, mau dia sakit kek mau dia nggak sekolah kek, mau dia ngapain juga nggak ada urusan sama kakak kan. Dia juga nggak penting bagi kakak."

"Kan dia temen gue jen, ya emang gak boleh?"

"Temen ya, oh temen, hmm temen. Yaudah keponya nggak usah melebihi batas, lagian juga udah ada cowoknya yang perhatian sama dia." Balas Jennie sensi, ya dia kesel aja gitu.

"Cowokya anak kelas berapa ya jen? Kok gue baru tau."

Jennie jadi mendengus kesal, "Elo kalo perhatian itu jangan berlebigan dong, SEWAJARNYA."

Jennie menggeleng kecil, "kasian banget Lisa suka sama orang sejenis kakak, makan ati."

Merasa kesal dan tidak bisa lagi meladeni Hanbin Jennie memilik masuk ke dalam kelas, meninggalkan Hanbin yang jadi mematung disana.

'Gue lupa Lisa suka sama gue, gimana perasaan dia liat gue sama Dahyun kemarin ya?'

**

Puluhan pesan pesan terus masuk ke hape Lisa. Dari Whatsapp, Line sampai Instagramnya pun penuh.

Dari yang hanya berkata Lisa tidak cocok dengan Hanbin, sampai yang memaki makinya.

Padahal Lisa tidak kenal mereka.

Badan Lisa terbungkus selimut, tangannya terus gemetar memegang hapenya.

Yuta yang melihat itu langsung menarik hape Lisa dan melempar benda pipih itu ke lantai dengan keras hingga pecah.

"LO NGAPAIN SIH!?!?" Bentak Yuta keras. Dia tidak habis fikir, disaat Lisa sakitpun dirinya masih melihat lihat pesan pesan tidak penting itu.

Lisa tidak menjawab, badannya masih bergetar. Kini wajahnya memanas, matanya mulai mengeluarkan bulir bulir bening.

"Kak..." lirih Lisa pelan, badannya masih terbungkus selimut. "Gue bener bener nggak sengaja, lagian cuma jus doang."

Yuta yang mendengar suara Lisa tersengal sengal jadi menipiskan bibir langsung memeluk adiknya itu.

"Elo ngapain mikirin itu sih? Lupain semuanya, nggak ada gunanya tau."

"Apa gue keliatan PHO gitu? Ngerebut kak Hanbin? Kita emang deket tapi gue kira mereka nggak pacaran."

Yuta menipiskan bibir melihat bagaimana Lisa sekarang.

Dari kemarin dia tidak keluar kamar, bahkan tadi dia tidak sekolah. Hingga siang begini gadis itu masih betah dengan kasur dan tidak ingin beranjak.

Yuta tau, Lisa benar benar terpukul. Selain haters Lisa, banyak yang menyangkut pautkan teman temannya.

Seperti mereka protes kenapa bebek bisa bergaul dengan angsa.

Yup, Rosie, memiliki suara indah. Walau dia tidak se exsis kakak kelas dia yang lain tapi Rosie cukup dikenal. Dia cukup sering mengikuti lomba lomba menyanyi, dan fans fans Rosie banyak.

Kalau Jennie, dia adalah model sekolah. Fotonya tahun depan akan terpajang didepan pintu masuk sekolah bersama model laki laki.

Apalagi Jisoo, anak marching yang memegang peranan penting. Mayoret.

Dan Lisa? Dia hanya aktif di ekstra dance dan jarang bergaul dengan yang lainnya.

Bisa dibilang Lisa lebih tertutup dibandingkan yang lain. Ditambah Lisa tidak sefeminin teman temannya.

Itu membuat haters semakin menyerangnya.

Banyak yang comment di instagram untuk menjatuhkan Lisa. Mengirimi pesan lewat Line atau whatsapp.

"Mulai yang baru, ini hape lo nggak sengaja gue pecahin. Nanti gue beliin yang baru. Sekalian ganti semua akun sosial media lo."

Yuta langsung menarik Lisa kedalam pelukannya. Mengusap usap lembut rambut adik sepupunya itu.

"Jangan gini... Gue ngerasa gagal jadi kakak yang baik buat lo."


**

Jennie, Rosie, Jisoo, Bobby, Jaewon dan June menjenguk Lisa.

Kawatir. Terlebih lagi tau masalah ini ikut menyeret nama mereka juga.

Jennie mengaduk aduk bubur yang dia bawa, mencicipi sedikit lalu menyodorkan pada Lisa. Sedangkan Rosie sibuk mengompres air dingin untuk Lisa.

Lisa memang sakit.

Sakit hati dan jiwa. Pikiran gadis itu juga lelah.

"Kak Jaewon! Kak Hanbin emang gini ya? Ini loh Lisa udah dihujat gini masa dia nggak tau sih?!" Jennie kesal, mendudukan diri disebelah Jaewon sambil bersidekap.

Dengan kedatangan Hanbin ke kelasnya tadi menunjukan dia tidak tau apapun perihal keadan Lisa dan apa yang gadis itu alami.

"Dia sibuk osis Jen, mungkin setelah dia tau kabar Lisa dia akan dateng kesini dan minta maaf?"

Walau Jaewon bilang begitu dia juga ragu dengan apa yang dia bilang.

Bobby mendengar itu berdecak. "Harusnya gue nggak jad tim sukses mereka ya."

Lisa yang mendengar itu hanya bisa menulikan telinga.

"Eh serius tuh elo ganti semua akun?" Tanya June yang tiba tiba teringat omongan lisa tadi.

"Nanti kak Yuta yang ngurusin semuanya." Jawab Lisa dengan suara kecil.

Sekarang dia sudah sedikit lega. Setidaknya dia tidak akan membaca pesan pesan yang menyesakan hatinya.

Dan sekarangpun teman temannya ada bersamanya. Kalau banyak yang pengen Lisa bahagia kenapa juga dia harus mikirin apa yang ngebuat dia sakit?

"Janji ya sama kita lo nggak akan gini lagi Lis, kalo lo di apa apain bilang kita aja." Kata Jaewon menasehati.

Disini kan banyak kakak kelas yang juga berpengaruh, seperti June dan Jaewon yang juga anggota osis. Bobby yang banyak punya fans.

Kalo mereka ngelindungin Lisa kan bisa, nggak harus nunggu Hanbin juga yang nggak peka peka.

Lisa mengangguk mengerti, Walau dia diam diam masih menyimpan satu foto Hanbin.


Kalo gue nunggu kak Hanbin lagi, pasti salah kan ya?

TBC

VOMMENT JUSEYO

[7] COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang