25. I'M OK

2.5K 346 35
                                    

"Bang, kalo gebetan lo teleponan sama cwo lain gimana?"

Yuta yang lagi mengemudi hanya bisa mengernyit kecil, dia tidak bisa menoleh. Tapi tangan kirinya menunjuk dashboard.

"Gue barusan naro Yougurt kesukaan lo disana, ambil gih."

Yuta tidak berusaha mengalihkan topik, atau dia tidak ingin menjawab hanya saja dia tau apa maksud Lisa.

Siapa lagi kalo bukan Hanbin?

"Gak salah, kan masih gebetan. Kalo dia pacar gue, baru tuh gue cari tuh cowok."

Lisa tidak menjawab. Dia serius meminum Yougurtnya dan berfikir serius.

"Gausah bingung, lo kalo mau kejar, ya kejar terus. Kalo lo stop, nanti mungkin lo nyesel kenapa berhenti. Jadi kalo masih bisa tahan, kenapa nggak?"

"Lo tau saki kan?"

"Terus fungsinya ada gue apaan? Kalo lo mau sekarang juga gue cari tu bocah ke kelasnya."

Lisa meringis kecil, akhirnya senyumnya sedikit tercipta diwajahnya. Setidaknya perkataan Yuta membuatnya semangatnya berkobar lagi.

**

Lisa menopang dagu, merasa bosan dengan suasana kelasnya saat ini. Walau kini kelasnya itu sedang berjoget ria dan terlihat senang tapi Lisa malah merasa badmood.

"Lisa, dicari Hanbin."

Tubuh Lisa menegak, ia berkali kali mengerjap dan bertanya lebih jelas pada Jennie.

Rosie yang ada disana jadi berbisik pada Jennie. "Gue nggak suka kak Hanbin."

Jennie mengangguk, memperhatikan Lisa yang berjalan keluar, lalu menoleh sebentar pada Rosie. "Gue juga, tapi gimana lagi."

Sementara itu Lisa dengan semangat keluar kelas, menemui Hanbin. Gadis itu berdiri tepat didepan Hanbin sambil tangannya dia letalan dibelakang punggung.

"Ya kak?"

"Lo nggak lolos seleksi untuk masuk osis."

Hanbin berkata dengan nada datarnya, dia gampang sekali berucap seperti itu seakan itu tidak berarti untuk Lisa.

Eksperesi Lisa langsung berubah. Raut wajahnya menurun, begitu juga dengan kedua bahunya.

"Oh..." hanya kalimat itu yang bisa dia lontarkan, selebihnya dia hanya berusaha mengalihkan pandangannya agar tidak beradu dengan pandangan Hanbin.

"Semalem kenapa Nelfon gue?"

Lisa tidak menjawab, masih merunduk dan diam. Setelah melihat lisa seperti itu dia baru sadar.

"Elo gapap kan?"

"Halah! Paling dia sedih gegara gagal lolos seleksi, kan dia cuma mau deketin lo doang makanya mau ikut seleksi osis."

Hanbin dan Lisa menoleh berbarengan. Dari arah kanan ada Dahyun yang sedang berjalan mendekat ke arah mereka.

Dahyun hanya sekitar dua langkah dari Hanbin, dia menatap Lisa tanpa ekspresi. 

"Ngapain sih lo lama lama disini?" Dahyun mengadap ke arah Hanbin, dia menarik lengan cowok itu, "ayo."

"Gue duluan ya lis."

Hanbin dan Dahyun pergi, meninggalkan Lisa yang masih tetap diposisinya.

Let her go or stay?

Sedetik dia berfikir untuk menyerah, membiarkan perasaannya untuk Hanbin dia simpan sendiri. Tapi kemudian dia ingat bagaimana dia berjuang selama ini.

Lisa langusng menoleh ke kanan, dia bersyukur Hanbin masih belum berjalan terlalu jauh.

Dia berlari dikoridor, mempersingkat jaraknya dengan Hanbin. Seakan buta dengan kehadiran Dahyun disisi cowok itu.

"Kak Hanbin!" Panggilnya.

Hanbin dan dahyun menoleh. Hanbin memasang wajah bertanya sedangkan Dahyun memasang ekspresi tidak suka.

"Nanti siang bisa makan bareng nggak? Ada yang mau aku omongin kak."

Hanbin masih dengan wajah datarnya. Ia menatap Lisa dengan kalem. Sedetik kemudian dia tersenyum. Tapi Hanbin tidak menjawab, dia menoleh ke arah Dahyun.

"Lo balik aja duluan."

Dahyun mengernyit heran, ia lantas menatap Lisa tajam sebelum akhirnya meninggalkan Lisa dan Hanbin berdua.

"Pulang sekolah aja gimana? Kalo istirahat kayaknya sebentar banget, biar bisa lebih lama, terus sekalian makan diluar."

Lisa terpana, benar benar terpana. Dia ambyar begitu saja. Dia bersyukur dalam hati atas pilihannya.

"Kalo kakak gak terganggu sih aku mau aja."

"Belum masuk kelas kan ya? Anterin gue ke perpus yuk."

Lisa menahan senyumannya, ia mengulum bibir kedalam agar tidak terlalu terlihat betapa senangnya dia.

Mereka lalu berjalan beriringan. Ini seperti Lisa seakan berjalan di jalan berbunga, dia sangat sangat bahagia.

Hanya berjalan bersebelahan dengan Hanbin aja udah seneng banget apalagi kalo nanti sampe pacaran?

Lisa tidak tau mungkin dia bisa pingsan duluan.

"Gue inget waktu itu lo sempet minta tolong gue nganter ke toko buku kan? Sorry ya karna gue gak bisa."

Mereka sampai di perpustakaan, masuk dan menulis nama masing masing. Lalu menghampiri salah satu rak yang ada di pojok.

Lisa mengangguk pelan, sedikit tersentuh karena Hanbin masih mengingatnya. "Sombong, Bilang aja emang gak mau sama aku!"

"Tapi sekarang udah mau kan?bahkan sampe makan bareng terus nonton. Masih kurang?"

Lisa tersenyum lebar, memainkan tangannya. "Iya hehe, seneng deh."

"Gue udah selesa nyari buku, yuk balik."

Lisa mengangguk mengerti. Masih setia berjalan disebelah Hanbin.

"Nanti gue cari ke kelas, jangan kemana mana ya. Kalo lo ilang gue gatau harus nyari cewek modelan lo dimana lagi."

"Emang aku modelan gimana kak?"

Hanbin menghentikan langkahnya dikoridor, untungnya sepi. Cowok itu memajukan sedikit badannya ke arah Lisa.

Dia tiba tiba tersenyum manis. "Lo bisa buat gue senyum gini." Setelah itu Hanbin kembali menegakan badannya kembali.

Tangannya terangkat mengelus kepala Lisa. "Makasi ya, bisa ngehibur gue."

TBC

Vomment juseyo

double nih, jangan lupa streaming I'M OK guys:*

[7] COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang