45. Keputusan final

3.8K 375 40
                                    

Entah sudah berapa menit berlali Hanbin diam didepan gerbang besar itu. Sembari menunggu sang empu nya rumah dia duduk diatas motor sambil main games.

"Loh kak Hanbin ngapain?"

Saking terlenanya, Hanbin tidak sadar Lisa sudah ada disebelahnya. Hanbin dengan cepat menyimpan kembali hapenya.

"Yuk berangkat sama gue."

Lisa terkejut tentunya. Matanya sama sekali tidak berkedip memandang Hanbin. "Kakak udah engga marah?"

"Marah?"

Lisa mengangguk tipis, diam diam menahan senyumnya. "Kan setelah aku ngomong kayak gitu di perpustakaan kakak jadi ngehindar."

Hanbin tertembak telak, dia jadi malu sendiri kan. Kemarin jelas banget dia ngehindar dari Lisa tapi sekarang malah nyamperin ke rumah.

"Aku nggak bisa berangkat bareng kakak."

"Lhoo kenapa?!?"

"Mungkin biasa aja kalo kakak jemput aku gini dan bilang kita temen. Tapi itu seandainya kalo aku nggak ada yang anter kan? Kalo kayak kak Hanbin gini yang diem di depan rumah aku lama padahal ada kak Yuta."

Lisa diam, menarik nafas panjang dulu. "Ini nih perbuatan kak Hanbin yang nggak cocok dengan kata 'temen',"

Hanbin diam, tidak sempat menjawab karena Lisa lebih dulu kembali masuk.

"Jadi gini rasanya ditolak?"

Entah omongan Dahyun yang mana ditambah ocehan Bobby dan Jaewon yang terus mengoceh tentang Lisa membuat Hanbin lagi lagi sadar bahwa Lisa penting.

Sebentarnya dia sadar sejak lama, tapi untuk mengungkapkan perasaannya Hanbin harus memikirkan dari segela sisi. 

Sampai akhirnya, kini Hanbin datang kembali untuk Lisa.

**

"Kak Hanbin."

Lisa berdecak kesal, dia menggeleng gelengkan kepalanya dan melanjutkan sesi mengerjakan tugas. Membuarkan Jisoo mengomel dalam hati.

"Lis,"

"Apasih? Gue kan mau move on, kenapa sekarang elo malah ngomongin kak Hanbin coba?"

Lisa mendengus kesal, namun tetap melanjutkan apa yang sedang dia kerjakan.

"Tapi nggak gini, kalo mau selesai ya selesai. Nggak sepihak."

Kebisuan Lisa membuat Jisoo jengah, "gue gamau liat elo nyesel nanti Lis,"

"Tapi gue gabisa Jis, berapa kali gue diem? Berapa kali gue coba bertahan? Hasilnya apa? Disaat gue semangat kalian malah nyuruh gue nyerah."

"Gue juga capek berjuang Jis, ini semua nggak ada gunanya. Toh apa sekarang? Kak Hanbin balik? Kak Hanbin suka sama gue? Terus kak Dahyun gimana?"

"Itu kan bisa kalian omongin baik baik, nggak kayak gini."

"Gue gak mau kalo nanti gue pacaran sama dia dan ujung ujungnya putus gara gara kak Dahyun, lebih baik nggak usah aja lebih dari temen."





















































Hanbin menoleh ke arah Bobby, mengambil hape cowok itu dan memutuskan sambungan. Membuat suara Lisa dan Jisoo tidak lagi terdengar.

Bobby mengangkat bahunya tak tau, ia mengantongi hapenya kembali.

"Apa gue sejahat itu?"

"Banget bin. Coba deh inget inget. Awalnya elo nggak kenal dia, elo cuek, chat dia elo bales singkat. Terus makin lama elo makin ngebuka diri bahkan peduli dia, elo keluar bareng dia, bantuin dia ngerjain tugas. Tapi ternyata elo punya sesuatu yang harus dijaga. Dan setelah tau pun, Lisa nggak ngejauh."

"Dia kurang apa sih bin?"

"Gue cuma nggak yakin, nggak yakin sama diri gue yang cocok buat Lisa."

Bobby mendudukan dirinya, bersandar pada sandaran kursi. "Dimana mana gue liat orang kalo cinta itu nggak pake logika. Lah ini logikanya kebangetan."

"Jadi gimana? Intinya elo yakin nggak sekarang mau ngerjar Lisa?"


Hanbin diam, raut wajahnya sangat tegas. "Yakin."

##

HAI MAAF YA BARU BISA UP 😭😭😭😭
Kenapa work sebelah sepi? Huhuhu:((

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[7] COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang