01

81K 3.5K 12
                                    

"Pak Wisnu beneran mau pensiun, ya, Ra?" tanya Ina di sela jam makan siang.

Hera mengangguk, "Beliau udah pengen istirahat di rumah."

"Denger-denger dari anak HRD, katanya yang bakal gantiin Pak Wisnu itu anaknya." Retna menambahkan.

"Wah... Anaknya yang pulang dari Amrik itu?" Mbak Dina bertanya memastikan.

Retna mengangguk, "Masih muda, ganteng lagi, Mbak."

"Ra, tumben lo ga tau. Biasanya lo adalah orang pertama yang tau tentang si bos." Ina melirik ke arah Hera yang sibuk dengan makanannya.

"Lagi jarang ngobrol sama Pak Wisnu. Yang gue tau ya dia mau pensiun aja." jawab Hera menyendokkan kembali makan siangnya.

"Heran, ya, bocah satu ini makan mulu tapi ga melar-melar." dumal Mbak Dina yang sudah memiliki satu anak.

Hera hanya nyengir.

"Ayo, balik ke atas sekarang. Gue ada meeting, nih." Retna melihat jam di lengannya yang sudah menunjukkan pukul setengah dua.

"Mampus telat." Ina menyeletuk.

"Kalian, sih, gosip-gosip ga jelas." Mbak Dina menimpali.

Pembicaraan Hera dengan rekan kantornya sudah berlalu satu bulan. Dan malam ini, akan diadakan pesta pelepasan dan penyambutan CEO yang baru.

"Ayo buruan, Na." Hera sudah siap di pintu apartemen Ina, sementara Ina masih sibuk dengan riasannya.

"Bentar lagi. Siapa tau ada eksekutif muda lainnya gitu nyangkut ke gue." Ina menata rambutnya dengan curler.

Hera sendiri hanya mengenakan dress hitam dengan kitten heels dan clutch berwarna senada. Hera hanya menguncir kuda rambut sebahunya.

"Ra, lo harusnya pake lipstick warna merah." Ina hendak menyapukan lipstick berwarna merah ke bibir Hera.

"Big no. Cukup pake warna pink aja, ok?"

Ina menurunkan kembali tangannya, "Ok."

"Buruan, Na. Anto sama Rafi udah sampe, nih." Hera keluar dari apartemen Ina.

"Iya, iya!" seru Ina setelah memilih heels yang akan ia pakai.

Through The CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang