Hera kini sudah kembali dari meetingnya bersama Affra. Hera mengambil air mineral yang tersedia di pantry.
"Ra, habis ketemu cogan lo, ya? Siapa, tuh?" Lissa, anak buah Mbak Dina bertanya.
"Klien itu, buat project baru." jelas Hera.
"Ga mungkin klien doang. Gue liat lo akrab banget, sumpah!" selidik Lissa.
Dulu, untuk mengenal Affra saja susah rasanya. Meeting tadi membuat Hera dan Affra menjadi teman dekat.
"Kakak kelas gue waktu SMA." jelas Hera lagi sebagai tambahan.
"Aduh, bau-bau putih abu-abu." komentar Lissa.
"Hera, bisa kirim laporan progress project kamu malam ini?" suara dari arah pintu menginterupsi keduanya, Sabian berdiri di sana.
"I-iya, Pak." jawab Hera.
Sabian langsung meninggalkan area pantry.
Padahal, Hera tidak mempersiapkan hal apapun untuk dilaporkan kepada Sabian. Memang Sabian meminta laporan progressnya, tetapi Hera tidak bersiap jika itu harus diserahkan malam ini juga. Hera hanya menghela napas, pasti ia tidak akan pulang tepat waktu hari ini.
"Duluan, ya, Ra. Semangat!" Lissa menepuk bahu Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...