31

20.9K 1.4K 4
                                    

"Ra, roof top?" tanya Ina sudah siap dengan kotak bekalnya, begitu jam makan siang tiba.

"Gue makan di luar. Gue udah ditunggu, Pak Bian. Duluan, Na." Hera hanya membawa ponsel dan dompetnya.

Ina melihat kepergian Hera dengan dahi berkerut.

"Kenapa, Mbak? Roof top, kan?" tiba-tiba Tiara sudah ada di samping Ina.

"Eh, Ti. Hera emang ke luar sama Pak Bian?" tanya Ina.

"Hah? Setau gue, sih, Pak Bian kosong siang ini. Tapi biasalah, Pak Bian suka bikin rencana mendadak, apalagi kali sama Mbak Hera yang selalu siap sedia. Harusnya Mbak Hera aja yang jadi asis-" penjelasan Tiara terpotong saat Ina menggedikkan bahu dan menarik lengan Tiara menuju roof top.

Sesampainya Hera di lobby, ia bisa langsung menemukan SUV hitam milik Sabian yang berhenti di depan lobby.

"Hai." sambut Sabian saat Hera masuk ke mobilnya.

"Hai," balas Hera dengan senyum, "Mau kemana kita?"

"Enaknya dimana?" tanya Sabian meminta saran.

"Yang rada privat gitu, sih, enaknya." jawab Hera seraya mengenakan sabuk pengamannya.

"Apartemen saya, mau? Deket dari sini, kok." saran Sabian yang mana membuat Hera sedikit terkejut.

"Hah? Eh- gapapa deh, Pak." jawab Hera kikuk.

Sabian hanya membalas dengan senyum maklum dan mulai melajukan mobilnya ke jalanan Kuningan yang cukup ramai siang ini. Perjalanan selama sepuluh menit itu hanya diiringi oleh suara radio.

"Bapak bisa masak?" tanya Hera saat mereka sampai di apartemen Sabian dan lelaki itu langsung berlalu menuju kulkas.

"Saya pernah kerja jadi koki waktu di US." jawab Sabian mulai mengeluarkan beberapa bahan makanan.

"Kamu ga ada pantangan makan apapun, kan?" tanya Sabian berbalik melihat Hera yang sedang mengamati seisi ruangan.

"Saya pemakan segala, Pak." jawab Hera sembari duduk di kursi meja makan.

"Kenapa Bapak ga tinggal sama Pak Wisnu?" tanya Hera tiba-tiba.

"Sama seperti kamu yang ga mau tinggal sama Om kamu." jawab Sabian mulai memotong bawang.

"Wow, Bapak kenal sama Om saya?" Hera cukup tercengan dengan penuturan Sabian.

"Orang Pertamina, kan? And Hera, please stop calling me with 'Bapak' thing. It's annoying?" Sabian berbalik menghadap ke arah Hera.

"Maaf, P- Bian." jawab Hera yang mana membuat Sabian membeku seketika.

Through The CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang