Ina sampai di kubikelnya dan memberi tahu Rafi, Anto, dan Fiska bahwa Hera sakit. Maka kekuasaan atas kubikel tim Hera berada di tangan Ina.
"Ya Allah, bantu Rafi hari ini supaya tabah dalam kuasa Ina." Rafi menyeletuk dengan kedua tangannya memohon.
"Tai lo, ya." ucap Ina hendak menjitak Rafi.
"Hera kemana?" tanya Sabian saat melewati kubikel Hera, tapi tak mendapati Hera di sana.
"Sakit, Pak. Kayaknya kecapean." jawab Ina.
Sabian mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju ruangannya. Ada sedikit rasa bersalah karena membuat Hera lembur sampai malam sejak minggu kemarin.
Jam sudah menujukkan pukul 11. Ina bersiap untuk bertemu dengan Affra, menggantikan Hera. Ina menekan nomor Affra di ponselnya untuk memberi kabar.
"Halo?" ucap Affra dari sebrang sana.
"Halo. Mas Affra, ini Ina. Saya gantiin Hera buat ketemu. Bisa kirim alamatnya dimana?" tanya Ina sopan.
"Emang Hera kenapa?" Affra malah bertanya balik.
"Sakit. Bisa kirim alamatnya, kan?" Ina mengulang pertanyaannya.
"Oh, iya. Nanti gue sms-in." jawab Affra pada akhirnya.
"Ok. Makasih, Mas." Ina pun memutus sambungan telepon.
Ina kembali ke mejanya, "Gila, ya, ga ada Hera aja udah banyak yang nyariin dia."
"Siapa aja, Na?" tanya Mbak Dina penasaran.
"Dua bos, Mbak. Yang satu Pak Bian, yang satu yang punya Beyond. Gila ga?" jelas Ina.
"Waduh, Hera sekalinya deket cowok langsung dua bos gitu, ya." celetuk Rafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...