62

16.7K 1K 4
                                    

Jika pasangan yang baru saja menikah biasanya ada honeymoon, tidak untuk Sabian dan Hera. Keduanya langsung disibukkan dengan persiapan acara ulang tahun kantor yang selalu diadakan setiap tahun. Bukan hal baru bagi Hera tentunya.

Senin pagi yang berawan itu, seluruh penghuni lantai empat itu terheran-heran. Pasangan yang baru saja menikah Sabtu kemarin itu, menampakkan wajahnya di kantor. Keduanya berjalan bersisian, membuat aura yang kuat.

"Kalian bener-bener kerja gitu?" tanya Ina saat Hera berhasil duduk di kursinya.

Hera mengangguk, "Iya. Lagian, kan, kemarin udah cuti banyak dan kantor lagi sibuk. Kita berdua lebih dibutuhkan di kantor." jelas Hera.

"Wah, gila, sih. Couple workaholic banget." celetuk Rafi.

Seharian itu, Hera merasa diperlakukan berbeda dari biasanya oleh karyawan lain, termasuk Tiara.

"Lo ga usah segan sama gue, Ti. Di kantor, anggap aja gue bukan istri Pak Bian." Hera menyuarakan isi otaknya.

"Oke, Mbak." Tiara langsung pamit menuju mejanya.

Hari ini Hera dan Sabian izin pulang cepat karena Hera harus mengurusi barang-barang yang akan dipindahkan ke apartemen Sabian. Intinya, hari ini Hera akan pindahan. Setelah shalat ashar, keduanya langsung meninggalkan kantor.

"Ra, kalo mampir ke Pondok Indah dulu gimana?" tanya Sabian.

Hera memasang safety beltnya, "Kamu ada janji?"

"Semacam itu." jawab Sabian melajukan mobilnya.

Hera langsung bingung ketika mobil yang ia naiki memasuki daerah perumahan dan berhenti di sebuah rumah yang baru setengah jadi, "Kamu janjian di sini?"

Halaman rumah itu cukup luas dan bangunan rumah itu berlantai tiga.

"Do you like it?" Sabian malah kembali bertanya dan melanjutkan langkahnya.

"Like what?" Hera bertanya dengan nada heran.

"This is our home." kalimat Sabian membuat langkah Hera terhenti.

"What? Isn't this too big for us?" Hera makin terkejut.

"Sore, Bian." suara Om Galang mengalihkan keduanya.

"Om ngapain di sini?" Hera kembali bingung.

"Om yang desain rumah ini. Bian bilang kamu yang bakal ngatur interiornya." jawab Om Galang dengan senyum.

Through The CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang