18

24.7K 1.7K 5
                                    

Ini pertama kalinya ibu Hera masuk ke ruang operasi. Hal itu yang membuat Hera tidak bisa berhenti panik sejak ibunya masuk ruang operasi.

"Mbak jangan panik. Kita doa sama-sama biar Ibu baik-baik aja setelah operasi." Ares mencoba menenangkan kakaknya lewat sambungan telepon.

Hera membiarkan Diah pulang sejak dirinya sampai tadi malam. Hera tertidur di samping tempat tidur ibunya, sementara Sabian tidur dalam keadaan duduk di sofa dalam ruang inap.

Saat Hera kembali setelah mengangkat telepon dari adiknya, Sabian baru saja menurunkan ponselnya dari telinga.

"Saya udah izin sama orang kantor." ucap Sabian saat Hera duduk di sampingnya.

"Makasih, Pak. Maaf saya ngerepotin. Bapak ga balik ke Jakarta aja?" tanya Hera menoleh ke arah Sabian.

"Saya ga yakin kamu bisa ditinggal sendirian dalam kondisi seperti ini." balas Sabian membuat Hera langsung menunduk.

Sudah setengah jam Hera duduk dalam diam. Tak ada pembicaraan membuat pikiran Hera kembali kacau. Air mata yang ditahannya kembali mengalir. Ia mengusap air mata itu beberapa kali sampai Sabian jengah sendiri.

Tubuh Hera ditarik ke dalam pelukan Sabian, "Ibu kamu pasti baik-baik aja, Hera."

Hera hanya diam dalam tangisnya. Sabian sesekali menepuk pundak Hera supaya perempuan itu tenang. Bukan hanya ketenangan yang Hera dapat dari perlakuan Sabian, ia juga merasakan hal berbeda dengan Sabian. Ditambah dirinya belum pernah sedekat ini dengan lawan jenis.

Through The CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang