Sebelum berangkat ke kantor, Hera mengecek mail boxnya yang ada di lobby. Ia menemukan beberapa surat di sana. Salah satunya adalah surat berlogo lembaga beasiswa. Dirinya dinyatakan diterima di Cambridge University untuk program magister. Dan akan berangkat tahun depan.
Kemudian Hera mengecek emailnya sambil berjalan menuju parkiran. Benar saja, ada email yang sama dengan isi surat tadi. Senyum tak lepas dari wajah cantik itu. Inggris, negara impian Hera sejak kecil.
"Cie... Dapet bunga dari Pak Bos, tuh." sambut Ina saat Hera sampai di kubikelnya.
Hera melihat box bunga di atas mejanya. Ia mengambil kartu yang terselip di antara bunga-bunga. Ucapan selamat dan permintaan maaf dari Affra tertulis di sana.
"By the way, congrats buat buku barunya, Ra. Maaf gue ga bisa dateng kemarin." Ina memeluk Hera.
Ketidakhadiran Ina setidaknya membuat Hera sedikit tenang, "Thank you, Na."
Anto dan Rafi pun menyusul kedatangan Hera begitu Ina duduk di kursinya.
"Guys, ada yang perlu kalian tau." ucap Hera setelah memasukan kembali kartu ucapan dari Affra.
Setelah mendapat perhatian ketiganya, Hera melanjutkan kalimatnya, "Kayaknya gue bakal resign."
Anto yang sedang menyeruput kopinya tersedak. Ekspresi ketiga anggota timnya itu terkejut.
"Eh, seriusan lo mau resign?" tanya Ina.
Hera mengangguk, "Gue dapet beasiswa itu, Na. Dan lo bisa naik jabatan, Na." Hera tersenyum semangat.
"Ih gue ga mau ada dalam kuasa Ina, ya, Ra. Tega banget lo sama gue." Rafi memasang wajah memelasnya.
"Masih tahun depan, kok, Fi. Paling gue udah ngasih aba-aba aja ke HRD." jelas Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...