Jam makan siang kali ini, Hera isi dengan makan siang bersama keenam sahabatnya. Ia tidak makan siang dengan Sabian karena lelaki itu ada pertemuan dengan kliennya.
Hera terkejut bukan main saat Nadia memberikannya sebuah undangan atas nama Nadia dan Erlangga.
"Kalian dateng, ya." ucap Nadia saat selesai membagikan undangan pernikahan yang akan digelar bulan depan.
"You really?" tanya Tarra sama kagetnya dengan yang lainnya.
"Erlangga temen Bian, Nad?" tanya Zara lagi.
Nadia mengangguk semangat dengan senyumnya, "Kami pacaran beberapa hari setelah pernikahan Hera."
"Wah, parah lo ga cerita-cerita." komentar Liv.
"One more thing to announce guys..." Fanya menengahi.
"Gue denger dari anak-anak IPA, bakal ada reuni taun ini. Dan gue ditunjuk jadi panitia buat kelas IPS, jadi lo pada dateng, ya." jelas Fanya.
"Akhirnya ada reuni. Mau liat sekarang siapa aja yang jadi." celetuk Ratu.
"Gue denger, Maura jadi model." bisik Tarra.
"Maura yang selebgram itu?" tanya Hera.
Semua melihat ke arah Hera dengan tatapan Heran.
"Sampe sekarang lo ga follow instagramnya Maura?" tanya Nadia.
"I follow people who follows me back." jelas Hera memakan kentang di piringnya.
"Semua followers lo follback, Ra?" tanya Liv yang memang kadang-kadang lemot.
"Ya gue follow yang gue kenal aja, lah." Hera kembali menjelaskan.
"Oiya, Nad. Lo ga punya salah gitu sama gue?" tanya Hera mengalihkan pembicaraan.
"Salah apa, Ra?" tanya Nadia bingung.
"Lo inget lo main ke rumah gue pas gue lagi packing buat Europe trip?" Hera sudah menahan pertanyaan ini sejak seminggu lalu ia pulang dari Paris.
Nadia terlihat sedang mengingat, "Koper lo isinya lingerie semua, ya?" tanyanya dengan wajah tak berdosa.
Mata kelima sahabatnya yang lain membelalak. Otak Nadia memang penuh kejutan.
"Lo ga koar apa-apa jadi gue anggep lo ga kenapa-napa." jelas Nadia.
"Ga kenapa-napa, lah, orang sama suaminya sendiri." celetuk Ratu.
"Heh?! Emang gue ngapain?" Hera memberi tatapan tajam pada Ratu.
"Asik bentar lagi kita punya keponakan!" seru Nadia heboh.
Dan semua orang yang ada di restoran itu langsung menyadari kehadiran Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...