Telfon di meja Hera berdering. Ina yang sedang sibuk menulis script terkejut. Hera melihatnha hanya terkekeh sebelum mengangkat telfon.
"Halo, Hera di sini." sapa Hera.
"Mbak Hera, ini ada orang dari Degree Prod mau ketemu. Gimana, ya, Mbak?" tanya seorang resepsionis yang Hera sudah kenal.
Hera teringat dengan e-mail dari Degree Prod beberapa hari lalu. Mereka meminta dirinya untuk menuliskan naskah untuk project terbaru mereka.
"Oh, minta tunggu di lounge aja, Dit. Nanti gue ke sana." jawab Hera kepada Didit.
"Ok, Mbak." Didit memutuskan sambungan.
Hera beralih ke Ina, "Na, gue ke lounge dulu, ya."
"Ok, Ra." jawab Ina yang masih fokus dengan laptopnya.
Hera pun membawa ponselnya, ia segera melangkahkan kakinya menuju lounge. Hera terkejut mendapati sutradara sekelas Monica Talea sedang duduk di lounge. Ia tidak mengira bahwa orang dari Degree Prod yang dimaksud Didit adalah Monica.
"Mbak Monica?" sapa Hera menghampiri Monica.
"Eh, halo Hera." Monica mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Hera.
Monica kembali duduk, diikuti oleh Hera.
"Lo pasti udah tau, kan, maksud kedatangan gue ke sini?" tanya Monica.
Hera mengangguk.
"Gue pengen banget film gue ditulis sama lo." ucap Monica.
Hera tersenyum canggung, "Kenapa gue, Mbak?"
"I think you deserve it," Monica tersenyum, "Gue yakin lo bisa ngembangin ide cerita. Lo salah satu penulis yang out of the box, Ra. Mau, ya, Ra? Gue ga tau lagi siapa yang tepat jadi penulis naskah gue. I know you, Ra." jelas Monica.
"Thank you for that. Gue tertarik, sih." Hera menimbang tawaran itu sekali lagi.
Hera menatap Monica, "Boleh, deh, Mbak. Kapan gue harus ketemu lo lagi?"
"Serius? Gue minta nomor WA lo aja." Monica terlihat senang.
Pertemuan Hera dengan Monica di lounge kantor membuat satu kabar tersebar. Penyebab Hera resign adalah karena ada tawaran pekerjaan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Historia Corta[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...