Hera memilih duduk di dalam ruangan, dekat jendela. Sejujurnya, Hera tidak mengetahui wajah kliennya yang bernama Affra Hardiansyah. Di meja Hera kini sudah tersaji green tea latte.
"Maaf gue telat. Hera, kan?" tanya seseorang yang kini duduk di depan Hera.
"Ah, iya gapapa. Hera." Hera mengulurkan tangannya.
"Affra." Affra pun menyalami Hera.
Affra Hediansyah memberi kesan baik pada Hera. Hera pikir, Affra orang yang cukup serius.
"Mau pesen dulu?" tanya Hera.
"Sebentar." Affra pun beranjak menuju meja kasir untuk memesan.
Hera bersiap membuka file di laptopnya. Affra sudah kembali, membiarkan Hera sibuk mengurusi bahannya.
"Tunggu, kayaknya muka lo ga asing, deh." mata Affra mulai menyelidik.
"Lo ngeliat di tv kali." Hera menambahkan.
"Bukan, gue kenal muka lo bukan dari tv. Lo dari Bandung?" tanya Affra masih mengingat.
"Iya." Hera mengangguk, kini menatap wajah Affra.
"Lo alumni 2, bukan? Gue angkatan 17." penjelasan Affra membuat Hera mencoba mengingat wajah di depannya itu.
Mata Hera seketika membesar saat sosok Affra mengenakan seragam putih abu-abu melintas di otaknya. Orang yang ada di hadapannya saat ini adalah kakak kelas yang pernah ia kagumi. Hera seketika bingung mau menaruh wajahnya dimana.
"Gue inget. Gue angkatan 19." Hera mencoba menetralisir wajahnya dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...