Kini Hera sedang menunggu tamu Sabian di luar ruangan Sabian. Ia bersandar ke kubikel Tiara yang berada tepat di depan pintu ruangan Sabian.
Pintu ruangan terbuka, "Thank you, ya, Bro." ujar seseorang yang kini bersalaman dengan Sabian.
Kepala Hera menoleh ke pintu ruangan Sabian, "Daffa?"
Yang disebut namanya pun menoleh, "Hera?"
Hera maju dan memeluk singkat lelaki yang bernama Daffa itu, "Kenapa ga cerita kalo mau balik ke Jakarta?"
Sabian yang melihat interaksi keduanya merasa asing dengan Hera. Hera memang diketahui tidak dekat dengan lelaki mana pun. Tapi Daffa adalah pengecualian.
"Kamu kenal sama Daffa?" Sabian menginterupsi keduanya.
"Iya, Pak. Saya kenal Daffa dari MDP." jelas Hera.
Hera dan Daffa sama-sama memulai karir mereka dari MDP sejak empat tahun lalu. Di kantor mereka berdua terkenal sangat dekat. Dimana ada Hera, pasti ada Daffa. Tapi dua tahun lalu Daffa pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya.
"Ini Hera yang dari dulu gue sering cerita ke lo, Bi." Daffa merangkul pundak Hera.
Sabian hanya mengangguk dan mengingatnya.
"Gue duluan, ya. Masih ada yang harus gue urus di HRD." Daffa pergi meninggalkan Hera dan Sabian.
Sabian hendak menutup pintu ruangannya, namun ditahan oleh Hera.
"Bentar, Pak. Soal ke Palembang, memangnya harus saya yang ikut Bapak?" tanya Hera.
"Iya, kamu harus ikut." jawab Sabian dingin dan langsung masuk ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...