Hera, Ina, Anto, dan Rafi memasuki hall di sebuah hotel ternama di Jakarta. Sampai di hall, mereka semua menyebar. Kebayakan kumpul bersama tim atau divisinya masing-masing.
"Ra, gue ke toilet dulu, ya." izin Ina.
Hera hanya mengangguk.
Banyak yang menyapa Hera dan Hera membalas dengan senyum ramah. Hera sudah cukup lama kerja di televisi swasta ini, bisa dibilang ia senior di kantornya, maka banyak juga yang mengenalnya. Bahkan Hera dinobatkan sebagai anak buah favoritnya Pak Wisnu oleh anak-anak lain.
"Sendiri aja, Ra?" Mbak Dina berdiri di samping Hera.
"Sama Ina, kok, Mbak." jawab Hera, lalu menegak minuman yang ada di tangannya.
"Ih, bukan. Maksud Mbak, kamu bawa gandengan, ga?" ujar Mbak Dina gemas sendiri.
Hera hanya menggeleng sambil tersenyum.
Seluruh perhatian tamu undangan tertuju pada panggung kecil yang disediakan di ruangan. Di sana, berdiri Pak Wisnu dan istri tercintanya di samping kanannya. Tepuk tangan menggema setelah sambutan singkat dari Pak Wisnu.
Dan sekarang, waktunya sang calon CEO baru memberikan sambutan. Anak dari Pak Wisnu itu terlihat sangat karismatik dan berwibawa, seperti ayahnya.
"Ganteng, ya, Ra." Ina yang baru menemukan Hera bergumam.
Setelah pemberian sambutan, acara selanjutnya adalah jamuan makan malam, diiringi dengan live music.
Hera duduk bergabung dengan timnya.
"Wah, Mbak Hera cantik banget." celetuk Dimas, junior yang bergabung dalam tim Hera.
Hera hanya tersenyum.
"Senyam-senyum aja lo, mah. Kalo udah di kantor, beuh... senyum aja kayaknya cuma ke Pak Wisnu atau klien, dah." Rafi menambahkan.
Tim Hera memang tidak pernah sunyi dari celetukan Rafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...