Sabian menjadi topik terhangat di kubikel-kubikel staff. Yang menjadi narasumber utamanya adalah Hera, karena ia adalah orang pertama yang berinteraksi dengan Sabian. Banyak yang mewawancarai Hera secara langsung.
"Ra, gimana rasanya ngobrol langsung sama Pak Sabian?" tanya Tika, dari divisi berita.
"Yang ada malah canggung maksimal, Tik." Mbak Dina yang menyahut.
"Gue nanya ke Hera, Mbak." Tika mendumal.
"Ye... lo harus liat betapa terintimidasinya seorang Hera Anindhita. Ga pernah, kan, kalian semua liat Hera canggung atau terintimidasi sama orang lain?" Mbak Dina memutar kursinya menghadap kubikel tim Hera yang ramai.
"Hera, bisa ke ruangan saya?" suara berat tersebut menghentikan aktivitas di sekitar kubikel Hera.
Sabian berdiri tak jauh dari kerumunan itu dengan seragam buru dongker kantor melekat di tubuhnya yang cukup atletis. Setelah Hera melihat kehadirannya, Sabian langsung meninggalkan kubikel menuju ruangannya.
"Iya, Pak." Hera langsung berdiri, kemudian mengikuti Sabian menuju ruangannya.
Hera menoleh ke arah rekan kerjanya yang masih diam di kubikelnya, "Mampus, kalian." ucap Hera tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The City
Short Story[COMPLETED] Hera Anindhita dengan segala kemandiriannya. Ia tak pernah mengerti rasanya berbagi kasih sayang, sampai seseorang menyadarkannya secara langsung. Di akhir, ia dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Sabian Pratama dengan karisma yang digila...