Kisah kita adalah puisi yang tak pernah habis, meski telah kubaca berkali-kali.
Denganmu; perjalanan terjauh yang pernah ku tempuh. Sementara aku masih sibuk bertanya-tanya tentang arah mana yang akan kita tuju, kau begitu tegas menjawab perpisahan dengan menggenggam erat tangannya.Tapi Tuhan tak pernah lebih adil, selain ketika ia membalas kehilangan dengan kehilangan.
Laut adalah kumpulan tangisan para dewa yang membanjiri lekuk pada tubuh bumi
dan langit adalah muasal dari segala kesedihan yang tumpah, seperti mataku yang kehilanganmu dan juga matamu yang kehilangan kekasihmu.Pilihan kita serupa karang yang mencabik-cabik keinginan.
Kita, telah memilih kehilangan masing-masing.
Kau dengan kehilanganmu dan aku dengan kehilanganku sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIKOPAT
PoesíaTak pernah cukup kata-kata untuk mencintaimu, biar puisiku saja yang memilikimu lebih dari kenyataan. PEREMPUAN, CINTA DAN LUKA (KUMPULAN PUISI)