Siang yang mendung
Angin merayu pucuk-pucuk daun
Di sudut yang sunyi, seorang wanita menguntai puisi dari air mata yang berderai.
Ku temukan wanita ini sedang patah hati, lalu ku putuskan untuk mencintainya--
Sesederhana ituTanpa nisan
Tanpa doa dan upacara perpisahan; Ribuan bunga cinta berguguran di hatikuPerempuan hujan,
Dengan raut yang mendung kau merajut tangis dengan senyum sajak bunga Padma: "Puan, sekepal jantungku berdegup ketika melihat matamu, dan Tuhanku menyeraya meminta, bahwa Dia lah yang memiliki hatimu.”Kau anggun dusun di tubuh perkotaan
Kau rembulan yang mengambang di dadaku
Petunjuk arah kompas, kala cinta ku berlayar di laut lepasJiwa ku mungkin akan padam oleh waktu
Tapi cintaku akan terus berbunyi Sepanjang usia puisi ini,
untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIKOPAT
PoetryTak pernah cukup kata-kata untuk mencintaimu, biar puisiku saja yang memilikimu lebih dari kenyataan. PEREMPUAN, CINTA DAN LUKA (KUMPULAN PUISI)