Di kotaku
Di jembatan yang tlah usang
angin yang semilir berisyarat bahwa akan ada rindu yang luar biasa selepas pertemuan terakhir itu
Sesaat, setelah ciuman panjang
kita kembali terdiam.
Sedang besi-besi penyanggah yang bersisik oleh karat masih saja terheran-heran;
Kenapa hanya sendu yang ia tangkap dari matamu."Tak bisakah detik ini berdetak lebih lambat lagi?" Katamu
Aku tersenyum
"Sekali ini saja
Kita penjarakan waktu
Biar ragu tak bisa seenaknya menakutiku" kau memohonAku tersenyum
"Suatu hari nanti, aku akan datang dan menagih senja di kotamu." Aku menenangkanmu
Dan kau tersenyum

KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIKOPAT
PuisiTak pernah cukup kata-kata untuk mencintaimu, biar puisiku saja yang memilikimu lebih dari kenyataan. PEREMPUAN, CINTA DAN LUKA (KUMPULAN PUISI)