Aku memilih memeluk api
Agar bisa lebih hangat menghadapimu
Sebelum hangat tubuhku berbaur dengan suhu
Biarkan aku menjagamu
Dari segala resah yang pekat di dalam kepalamu,-
Tentang masa depan
Tentang rahasia TuhanDingin malam mencabik-cabik
Tak ada lagi 'kau'
Walau hanya dengan satu pelukanDadamu padang salju, aku merayu seterik mentari
Kau mencintai jarak
Aku tak kuat akan lengang
Di sepanjang jalan
Kenangan-kenangan mati tergeletak
Aku melihat jelas gigil dalam lamunan
Kelak, gigil ini akan menjadi sepimuJauh sebelum menjadi semula
Aku terlalu lelah, untuk menolak menyerah
Sebelum malam menjadi renta
Yang menjadikannya putih
Seperti uban di kepala nenek
Aku akan menghadiahimu sunyi
Persis seperti yang kau pinta
Agar kau bebas dari seluruh aku

KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIKOPAT
PoesiaTak pernah cukup kata-kata untuk mencintaimu, biar puisiku saja yang memilikimu lebih dari kenyataan. PEREMPUAN, CINTA DAN LUKA (KUMPULAN PUISI)