Jika dipikir-pikir, ada yang lebih bisa memperlakukan aku lebih hangat daripada perlakuanmu. Hanya saja hatiku lebih memilih yang dia ingin, bukan yang dia butuh.
Itu sebabnya, aku memilih kamu.
Kenapa aku masih bertahan mencintaimu sampai saat ini?
Sungguh, ada hal yang tak bisa mulutku sama sekali jelaskan, tapi hatiku begitu fasih mengucapkan. Kelebihan-kelebihanmu tentunya, yang ku rasa tak semua orang bisa melihatnya.
Aku memandangmu jauh dari sudut yang berbeda.
Kau sering kali bertanya "Kenapa aku bisa memilihmu, sedangkan aku masih bisa memilih yang lebih dari kamu"
Sungguh, itu pertanyaan termudah yang pernah kudapat.Yang tak pernah kau tahu;
ketika beribu kata berjingkrak-jingkrak meronta berteriak ingin dimuntahkan. mulutku tak bisa sepatah kata pun melisankan.
Kau juga sering marah, ketika aku menatapmu terlalu lama, kau bilang "Jangan lihat aku seperti itu, aku tak secantik yang ada di pikiranmu."
Kau juga sering mengeluh "kalau aku gendut gimana? Kalau kulitku jadi hitam gimana? "Dengar!
Jangan pernah mengeluh tentang fisikmu padaku. Mungkin seperti; pipimu yang semakin melebar atau bibirmu yang semakin hari bertambah tebal. Sejatinya aku tak pernah benar-benar peduli tentang itu. Selagi kepalamu masih tetap sama, aku akan tetap cinta.
Karena aku mengerti, indah tak selalu perihal warna, melainkan rasa.
Jadi, kau tak perlu ragu. Hatiku tahu siapa tuannya dan siapa Tuhannya.Mungkin banyak yang lebih darimu di luar sana. Tapi apakah mereka sanggup mengartikan aku dalam cerita? Menenangkan aku dalam gelisah?
Dan pada setiap lelucon ku yang renyah, hanya tawamu lah yang paling meriah.
Jatuh cinta mungkin bisa beberapa kali, tapi untuk mengacuhkan perasaan ke orang lain & tetap mencintai satu orang saja, itu komitmen.
Sekarang begini saja, kalau berani kau menjadikan aku satu-satunya, akan ku jadikan kau segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIKOPAT
PoesíaTak pernah cukup kata-kata untuk mencintaimu, biar puisiku saja yang memilikimu lebih dari kenyataan. PEREMPUAN, CINTA DAN LUKA (KUMPULAN PUISI)