Meet my new bestie :)

45 6 0
                                    

"Awas!"

Dorr...

"Tenang."
"Makasih, John..."
"Johnson."
"Oh, iya. Thanks, kamu selalu nolongin aku."
"Iya, sama-sama. Kita pergi darisini. Let's go." Ujarnya sambil mengedipkan salah satu matanya.

***

"Kapten dimana sih?"
"Iya. Nggak ketemu-ketemu. HT-nya juga nggak bisa dihubungi atau dilacak."
"Mungkin HT-nya rusak. Kita lanjutkan saja pencariannya."
"Tapi, bagaimana caranya kita menemukan kapten kalau HT-nya saja tidak dapat dilacak?"
"Come on, Hero. Pakai feeling saja. Gue yakin, kapten nggak jauh darisini."
"Oke. Let's go to find captain."

***

"Kenapa kita kesini?"
"Gue...maksudnya aku mau membicarakan sesuatu yang penting sama kamu."
"Apa?"
"Kita sudah beberapa kali bertemu dan aku ingin..."
"Ingin apa?" Tanya Johnson penasaran.
"Ingin kita bersahabat. Kamu mau nggak jadi sahabatku?"
"Sahabat? Why not?"
"Thanks. You're my bestie now."
"You too."

***

"Kalian itu bisa kerja nggak sih? Nembak seorang polisi lemah kayak gitu aja nggak bisa!"
"Maaf, bos."
"Maaf kalian nggak akan merubah sesuatu yang sudah terjadi!"
"Tapi, bos dia itu refleknya bagus. Sampai Lucky di tembak olehnya sebelum Lucky berhasil menembaknya."

"Itu bukan karena dia hebat! Tapi, karena kalian nggak becus kerjanya!"
"Tapi, bos..."
"Nggak ada tapi-tapian! Kembali ke pos kalian! Nggak ada bonus tiga bulan ini untuk kalian! Mengerti! Kalian, kerja nggak pernah becus! Keluar!"
"Ba...baik, bos."

***

"Huh, marah-marah saja kerjanya. Dia nggak pernah tahu bagaimana menjalani tugas ini. Ia hanya marah, marah, dan marah!"
"Ya, sabar saja."
"Sabar? Dia nggak pernah menghargai pekerjaan kita!"
"Tapi, dia itu bos kita. Bersyukurlah, kita nggak kehilangan pekerjaan. Kalau kita sampai kehilangan pekerjaan itu, mau makan apa kita?"
"Benar juga."
"Ya sudahlah, kita kembali ke pos kita."
"Oke."

***

"Pantas saja, tidak bisa dihubungi. Lagi berduaan ternyata."
"Berduaan? Sama siapa?"
"Loe nggak lihat? Di depan loe! Mata loe buka lebar-lebar!"
"Sudah." Ujarnya sambil membuka lebar matanya.

"Nggak gitu juga, Ro! Nasib punya temen yang stupid idiot kayak loe!"
"Kok malah jadi ngehina?"
"Ya abisnya, orang kapten ada di depan loe! Masih nggak kelihatan! Gimana sih!"
"Ya, maaf."
"Tahu, ah! Rese loe!"

***

"Kenapa sih, rencana gue selalu gagal! Punya anak buah tapi nggak becus! Apa harus gue yang turun tangan? Ini nggak bisa dibiarkan terus menerus. Kalau nggak, rencana balas dendam gue bisa gagal!"

"Gue nggak bisa mengharapkan anak buah gue! Gue harus turun tangan! Harus! Bersiaplah untuk menerima hal yang sepantasnya loe terima! Tunggu saat yang tepat dimana loe akan merasakan seperti yang gue rasakan, 10 tahun lalu!"

Kenzo melipat tangannya sambil tersenyum sinis.

***

"JOHNSON!" Tutur Chipper dan Hero bersamaan dengan lantang.
"Biasa aja kali, manggil nama gue!"
"Ya abisnya, loe kita cari-cari malah ada disini. Berduaan lagi!" Tutur Hero dengan kesal.
"Loe juga berduaan sama Chipper."

"Ya itu berbeda! Lagian kesel gue berduaan sama dia yang terlalu stupid idiot!" Tutur Chipper dengan nada yang kesal.
"Iya. By the way, kenalin. Ini Jenzie, sahabat baru gue."
"Sahabat baru loe? Jadi kita?"
"Ya, otomatis jadi sahabat kalian juga lah. Jenzie ini Chipper. Ini Hero. Hero, Chipper ini Jenzie."

"Nice to meet you."
"Nice to meet you too."

***

Bersambung

More Important Than Anything  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang