"Oke. Johnson masih ditangani didalam. Loe harus tenang."
"Tapi..."
"Zie, dengerin gue. Johnson itu kuat. Dia pasti nggak apa-apa.""Iya, Zie. Lagian Johnson udah biasa kali kayak gini."
"Ro!" Tegur Chipper.
"Maksud loe?"
"Nggak.""Ro, loe bohong 'kan sama gue?"
"Buat apa gue bohong? Memang gue ngomong sesuatu yang salah?"
"Tadi 'kan loe bilang..."
"Loe salah dengar kali!" Potong Hero dengan cepat."Apa iya gue salah dengar? Masa gue halu? Nggak mungkin. Tapi, sudahlah! Lupakan."
Tak lama, dokter pun keluar dari ruang UGD. Jenzie langsung menghampirinya.
"Dok, bagaimana kondisi Johnson?"
"Mari ikut ke ruangan saya."***
"By, kamu kenapa bisa kayak gini? Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa! Buka mata kamu! Tunjukin ke mereka semua kalau kamu baik-baik saja. Aku nggak mau kehilangan kamu. I don't want to lose you." Ujarnya sambil terisak.
"Zie. Kita harus kuat. Kita berdoa saja semuanya akan baik-baik saja." Ujar Chipper sambil mengelus pelan bahu Jenzie.
***
"Luka dalam yang dialaminya cukup parah. Belum lagi pendarahan yang dialaminya. Itu yang menyebabkan pasien koma."
Perkataan itu terus saja terngiang di telinga Jenzie. Ia semakin terisak.
"Kenapa harus kamu? Kenapa harus kamu yang seperti ini? Aku nggak mau kehilangan kamu. Please, bangun. Aku nggak mau kehilangan kamu. I love you, By."
***
"Kasian, cap kita."
"Iya. Gue nggak rela kehilangan Johnson. Sosok yang selama ini menjadi sosok kakak bagi gue."Hero pun memeluk Chipper yang mulai terisak.
"Kita harus kuat. Mau bagaimanapun juga, kita harus berusaha untuk kuat. Kita juga harus jadi sumber kekuatan Jenzie terlebih Johnson. Kalau kita lemah, bagaimana dengan mereka? Kita nggak mau kehilangan sosok captain kayak Johnson."
"Ya. Johnson pasti sembuh. Johnson pasti bisa buka matanya dan jadi captain kita lagi."
Chipper mengeratkan pelukannya.
***
"Hei. Sampai kapan kamu seperti ini? Kamu harus bangun. Kamu harus kuat. Ada aku disini. Aku yang akan selalu memberikan kekuatan untukmu. Kamu harus bangun dan menceritakan semua yang terjadi. Aku mencintaimu." Ujarnya sambil menggenggam tangan yang terasa dingin itu.
Sesak rasanya. Melihat orang yang kita cintai terbaring tak berdaya dan kita tak bisa melakukan apa-apa. Kecuali berdoa.
Jenzie sudah tak bisa menangis. Ia sudah tak bertenaga untuk itu. Ia sadar jika ia lemah, bagaimana dengan Johnson. Ia tak ingin Johnson menyerah. Ia masih membutuhkannya. Ia masih ingin melihat senyumnya yang selalu mengisi hari-harinya.
"Kamu nggak boleh menyerah. Kamu harus tetap kuat. Ada aku disini yang berjuang bersamamu. Ada aku disini yang selalu berada di sampingmu untuk memberikan kekuatan disaat kamu lemah."
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
More Important Than Anything ✅
Ação"Kebenaran jauh lebih penting dari apapun. Termasuk cinta. Only truth no lies!" Highest rank: #297 in action ( 3-6-2018) #7 in Dimas Anggara ( 17-6-2018) #4 in Michelle Ziudith ( 30-7-2018) #1 in Dimas Anggara ( 4-8-2018) #3 in Mi...