You...

19 1 0
                                    

"Gue nyesel ngelakuin hal itu. Gue nyesel udah buat loe kayak gitu. Loe harus bertaruh nyawa demi gue, orang yang selama ini mengharapkan loe mati. Maafin gue, Son. Gue nggak mau kehilangan loe."

"Tahanan E-111579B diharap mendengarkan pesan ini. Ada keluarga yang ingin menemui anda. Diharapkan anda mau menemuinya."

"Makasih, pak."
"Yourwelcome."

***

"Gue harap loe masih mau membuka mata loe dan menjadi captain kita lagi. I don't wanna to lose you, capt." Ujar Hero dengan lirih.

***

"Jenzie?"
"Loe mau tahu 'kan kondisi Johnson? Dia baik-baik aja 'kan? Gimana perkembangan Johnson? Dia..."
"Loe lihat saja video ini. Ini menjelaskan semuanya." Potongnya dengan tegas.

Setetes air mata meluncur keluar dari pelupuk matanya. Ketika melihat adik yang selama ini ia telantarkan, terbaring lemah seperti itu.

"Apa langkah selanjutnya yang harus kita ambil?"
"Just pray for him."
"Wh—what do you mean?"
"Kondisi Johnson terlalu kritis. Cuma mukjizat yang mampu menolong dan mengembalikan Johnson pada kita semua."
"Oh, God!"

"Sudahlah, kak. Nggak ada yang perlu disesali. Semuanya sudah terjadi."
"Iya, tapi..."
"Soal hukuman loe, loe tenang aja. Gue akan usahakan untuk cabut semua gugatan loe. Supaya loe bisa menemani Johnson."
"Tapi, bagaimana bisa?"
"Loe tenang aja. Besok, loe siap-siap aja."
"Makasih, Zie. Loe memang orang yang baik. Bahkan sangat, disaat loe tahu gue adalah penyebab orang yang loe cintai koma, loe masih mau bantu gue bebas. Johnson nggak pernah salah mencintai loe."
"Bukan loe kok yang buat Johnson terbaring seperti itu. Jadi, loe santai aja. Gue paham kok posisi loe. Gue balik dulu, ya. See you tomorrow, brotha."

Kenzopun tersenyum dan menutup telfon yang ia genggam.

***

"Loe gila, hah? Dia itu pembunuh kelas atas? Sudah berapa banyak korbannya? Pacar loe salah satunya! Pacar loe sampai kayak gini dan loe masih mau bebas? Dimana otak loe, hah?"
"Tapi, dia itu Kakaknya Johnson. Dia juga punya hak untuk mendapatkan kesempatan kedua."
"Loe buta, bodoh, atau apa sih? Johnson koma dan itu karena orang brengsek itu!"
"Cukup ya! Loe nggak berhak ngomong kayak gitu! Harusnya loe, Ro! Harusnya loe yang mendekam dalam penjara! Loe lupa atau pura-pura lupa? Loe yang nembak Johnson! Dengan tangan loe yang kotor itu, loe buat pacar gue koma. Bahkan hampir mati! Terus loe salahin Kenzo aja gitu? Enak banget hidup loe!"

"Kenapa? Loe cinta sama Kenzo, iya? Makanya loe bisa ngomong kayak gitu! Dasar perempuan bodoh! Tukang selingkuh!"

PLAKKK

"Loe nggak berhak ya ngomong kayak gitu! Loe harusnya sadar, loe yang pembunuh! Loe nggak pernah tahu seberapa besar pengorbanan Johnson buat keluarganya ataupun teamnya. Terlebih loe! Dia ngorbanin perasaannya cuma buat loe! Asal loe tahu, dia sayang sama Chipper lebih dari seorang adik dan dia tahu kalau loe mencintainya. Dia memilih untuk melepaskan Chipper cuma buat loe. Dia move on dan dia akhirnya memilih gue sebagai pacarnya. Loe tahu nggak! Hah? Nggak. Karena apa? Karena loe selalu ingin menjadi yang pertama. Loe pikir, gue nggak tahu?" Ujarnya dengan nada penekanan.
"Apa maksud loe, Zie? Tentang Hero yang ingin selalu menjadi yang pertama?"

***

Bersambung

More Important Than Anything  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang