Salam sayang

27 2 0
                                    

"Good job, guys!"
"Ya, because of you. Our cap!"
"No! Ini bukan hasil kerja gue, tapi berkat kalian juga."
"Ah, bisa aja loe!"
"Pokoknya, kita harus rayain kembalinya captain kita!"
"Iya dong, harus!"
"Haha, pasti!"

***

"Sumpah ya, Vi. Gue kesel banget sama yang namanya Johnson!"
"Lho? Kenapa? Harusnya loe seneng dong, orang yang loe cintai kembali dari maut."
"Masalahnya itu, dia 'kan baru sembuh."
"Terus?"
"Masa dia udah kerja lagi coba?!"
"Mungkin dia suntuk kali. Dia 'kan biasa kerja di kantor, dia kangen kali. Biarin aja."
"Vi, masalahnya itu nggak segampang itu. Gue nggak mau dia sampe kenapa-kenapa lagi. Karena gue nggak sanggup kalau kehilangan dia."
"Zie, dengerin gue. Loe itu harus dukung terus apa yang dilakukan oleh pasangan loe. Untuk hal yang baik tentunya."
"Ya, tapi..."
"Listen to me! Johnson itu udah dewasa. Dia udah tau mana yang harus ia lakukan dan mana yang harus ia hindari. Gue yakin niatnya itu bagus kok. Siapa tahu dengan dia bekerja keras, dia lagi menyiapkan masa depan bersama loe, Zie."
"Iya juga 'sih."
"Percaya deh sama gue. Dia itu pekerja keras. Dia itu calon ayah yang baik buat anak-anak loe nanti."

Jenzie pun tersipu malu.

"Ciee yang blushing!"
"Rese loe!"

***

"Aku bahagia, dia kembali. Dia kembali tersenyum. Kembali tertawa bersama kita. Aku nggak tahu apa yang akan terjadi kalau dia sampai meninggalkan kita. Aku nggak bisa kehilangan sosok captain sekaligus kakak dan sahabat buat aku."

"Aku juga begitu. Aku bahagia karena sahabatku yang pergi sudah kembali. Membawa semua kebahagiaannya. Untuk kita."

***

"Nggak! Ini nggak boleh terjadi! Loe harus mati! Loe harus mati, Johnson! Kalau memang loe nggak bisa mati sama anak buah gue, maka gue sendiri yang akan bunuh loe dengan tangan gue sendiri! Loe tunggu aja!" Ujarnya sambil tersenyum sinis.

***

"Hai, sayang!"
"Hmm, hei! Ada apa kamu kesini?"
"Ya, pengen liat pacar sendiri. Memang nggak boleh?"
"Bukan gitu, maksudnya. Maksudku itu, kamu memang lagi nggak sibuk? Aku takutnya ganggu kerjaan kamu."
"Nggak kok. Ini jam istirahat. Jadi, aku putusin buat nganter makanan ini buat kamu. Soalnya, dokter bilang kalau kamu nggak boleh makan sembarangan. Supaya kamu cepet pulih."
"Iya. Makasih ya, sayang." Ujarnya sambil membelai kepala Jenzie dengan lembut.
"Sama-sama, sayang."

***

"Gue udah punya banyak rencana buat ngehancurin loe. Sama seperti yang loe lakukan sama gue. Tapi, kali ini lebih menyakitkan. Gue akan buat loe bertekuk lutut dihadapan gue!"

***

"Ya sudah, aku pulang dulu."
"Hati-hati, ya. Jangan lupa dimakan obatnya."
"Iya, sayang."

Jenzie pun tersenyum sambil melambaikan tangannya dan Johnson langsung melajukan mobilnya.

***

Bersambung

More Important Than Anything  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang