Tanda?

23 2 0
                                    

"Woi! Kenapa loe? Senyum-senyum nggak jelas? Loe nggak kesambet 'kan?" Ujar Hero kebingungan melihat tingkah Johnson yang tersenyum-senyum.
"Nggak lah. Gue itu cuma nggak sabar aja sama nanti malam."
"Maksud loe?"
"Gue mau nembak Jenzie."
"Serius loe?"
"Iyalah. Perasaan ini sudah terlalu menggebu. Gue nggak bisa mengendalikan perasaan gue lagi. Gue ingin secepatnya memiliki Jenzie."

Hero tersenyum simpul.

"Menurut loe, Jenzie bakal nerima gue nggak?"
"Kayaknya dia bakal nerima loe. Soalnya, dari perhatian yang dia kasih ke loe itu beda banget. Ada tingkahnya yang aneh kalau dia lagi sama loe dan sebaliknya. Tembak aja, bro. Tar ketikung baru tahu rasa loe."
"Iya-iya."

***

"Zie, kamu ada acara nggak hari ini?"
"Hm, nggak ada. Memangnya kenapa?"
"Kamu mau nggak jalan sama aku hari ini?"
"Ayo."
"Oke. See you tonight at 7 o'clock."
"Ya. I can wait! See you :)"

"Aaaaaa!!" Ujar Jenzie sambil berteriak di keadaan kantornya yang sunyi.

Semuanya menatap Jenzie dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Tatapan mereka seperti mengejek sikap Jenzie yang aneh.

"Hush! Loe teriak-teriak kayak orang gila tahu nggak! Atau jangan-jangan loe kesambet? Loe nggak kesambet 'kan?" Tanya Via khawatir.

Jenzie langsung terkikik. Via semakin kebingungan dan panik.

"Loe kenapa sih?"
"Gue, diajak jalan sama Johnson. Tar malem! Gue bahagia, bahagia, bahagia banget!" Ujarnya sambil memeluk Via.
"Oh. Kirain apa. Loe nggak malu apa diliatin sama anak-anak yang lain?"
"Bodo amat. Pokoknya gue seneng. Nggak perduli mereka mau ngomong apa!"
"Iya-iya." Ujar Via pasrah.

***

Johnson yang permintaannya dituruti oleh Jenzie, langsung berjingkrak-jingkrak kegirangan.

"Yes! Yes! Yes!"
"Ehem..."
"Chipper?"
"Kayaknya ada yang lagi bahagia nih! Ada apa sih?"
"Nanti malam bakalan jadi malam yang spesial dalam hidup gue! Pokoknya loe tinggal tunggu kabarnya besok pagi!"
"Memangnya ada apa sih?"
"Loe bakalan punya kakak baru!"
"Ma--ksud loe, loe mau nembak cewek?"
"That's right! You're my smart girl!" Ujarnya sambil mencubit pipi chubby Chipper.
"Ih. Biasa aja. Nggak usah over. Sakit tahu. Kenapa, selalu pipi gue yang jadi inceran loe? Kenapa nggak si Hero aja tuh!"
"Enak aja loe! Emang gue cowok apaan?"
"Udah-udah, nggak usah berantem. Pokoknya, hari ini harus jadi hari yang bahagia!"
"Iya-iya, cap!"

Hero dan Jenzie langsung memutar bola matanya.

***

"Vi, pokoknya hari ini gue harus cantik. Gue harus perfect."
"Natural aja kali. Loe itu udah cantik. Lagian Johnson suka sama loe yang biasa aja."
"Tapi, 'kan..."
"Trust me. You're perfect."
"Okay."

***

"Okay. It's time!"

Tin...tin...tin

"Sebentar."

Jenzie membuka pintu rumahnya. Johnson langsung memberikan sekuntum bunga dan mengulurkan tangannya kepada Jenzie. Jenzie langsung membalas uluran tangan Johnson dan mengikutinya.

***

Bersambung

More Important Than Anything  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang