Dia kuat

32 1 0
                                    

Hari-hari terasa menyakitkan bagi Jenzie. Karena, tak ada senyum itu. Senyuman Johnson yang menghiasi hidupnya. Hidupnya terasa kelam.

Jenzie menjatuhkan bokongnya di salah satu kursi taman Rumah Sakit.

"Sampai kapan kita harus seperti ini? Terpisah tanpa kepastian. Aku rindu kamu. Aku rindu segala hal tentangmu. Pertanyaan terbesarku masih sama, kapan kamu terbangun?"

Jenzie hanya bisa mengingat kembali kenangannya bersama Johnson. Ia hanya berharap, akan ada beribu bahkan berjuta kenangan yang akan ia buat bersama Johnson. Bukan kenangan yang terhenti disini.

***

"Stay with us, cap. Don't go. You're the best captain we have. Please, stay. We don't wanna lose you. Wake up, please! Show everyone if you're strong. You can deal with it. Like the enemy you defeated alone!"

***

Jenzie memeluk tubuh itu. Ia tak ingin melepasnya. Ia terisak dalam pelukan itu. Ia mengeratkan pelukkannya.

"Aku harap, ini bukan mimpi. Kalaupun iya, jangan pernah bangunkan aku."
"Ini bukan mimpi. Ini adalah kenyataan."

Dunia Jenzie kembali. Saat melihat orang yang ia harapkan kembali. Kembali dalam hidupnya dan peluknya, Johnson.

"Hei. I'm here and don't be sad. I'm never left you alone."
"Thanks, babe. Kamu kembali dan bertahan. Aku bahagia, duniaku kembali. Tolong, jangan posisikan aku dalam kedaan kemarin. Aku tak bisa. Aku tak bisa kehilanganmu!"
"Me too."

Jenzie semakin mengeratkan pelukannya. Begitupun dengan Johnson. Jenzie hanya rindu senyumnya, peluknya, dan dirinya.

"Peluk aku sebanyak yang kamu mau. Karena apapun, akan aku lakukan untukmu. I love you."
"I love you more."

***

Mereka tersenyum. Sang captain telah kembali. Suasana di markas begitu riuh.

"Welcome back, CAPTAIN!" Ujar beberapa orang di markas itu.

Johnson membalas dengan senyumnya.

***

"So, apa misi kita hari ini?"
"Kita punya banyak misi yang tertunda. Kita mulai misi yang paling mudah."
"Okay. Let's do it!"

***

"Huh! Baru juga sembuh. Udah kerja aja! Emang susah ya punya cowo model Johnson! Untung sayang!" Ujarnya sambil menepuk jidatnya.

***

"Apa! Dia masih hidup? Are you kidding me?"
"No. I'm sure."
"Shit!"
"Jadi kita harus lakuin apa lagi, bos?"
"Pikir sendiri! Kerja nggak pernah becus!"
"Tapi, bos..."
"I don't care!"

Kenzo meninggalkan mereka dengan emosi yang meledak-ledak.

***

Satu...

Dua...

Tiga...

Shoot!

Dooorrr!

"Mission completed!"

"Yeay!" Ujar Chipper dengan antusias.

"Tugas kita sudah selesai dan saatnya kita kembali ke markas!"

"Let's go, captain!"

***

"Pokoknya, gue nggak mau tahu! Apapun caranya, loe harus bisa cari kelemahan Johnson."

"Tapi 'kan, bos..."
"Tapi kenapa?!"
"Loe 'kan..."
"Gue sama dia itu nggak pernah ada hubungan kekeluargaan! Dia itu akan selalu menjadi musuh gue! Kalau loe masih mau hidup, turutin apa kata gue dan jangan sebut gue punya hubungan dengannya!"
"Ba--baik, bos."

***

Bersambung

More Important Than Anything  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang