Event

51 6 0
                                    

"Pos kesehatan sudah siap?"
"Sudah, bu."
"Bagus. Bagaimana dengan peserta? Mereka sudah siap? Kalau sudah siap, kita bisa memulainya sekarang."
"Peserta sudah berkumpul dan sepertinya lari marathon sudah bisa dimulai, bu."
"Baik. Segera urus semuanya."
"Baik, bu. Saya permisi dulu." Ujar Agus sambil tersenyum.

***

"Tiga..."
"Dua..."
"Satu..."
"Mulai!"
Semua peserta langsung berlari, berkejar-kejaran untuk meraih posisi paling depan.
"Zie, tolong kamu awasi peserta dengan berlari."
"Oh baik, pak."
"Bagus."

***

"Chip, awasi disini. Hero, awasi disisi sebelah kiri tempat ini. Biasanya disini terlihat peserta. Gue akan ikut berlari bersama dengan peserta."

"Loe yakin, kapten?" Tanya Chipper.
"Gue yakin. Laksanakan tugas kalian masing-masing. Bila ada serangan, hubungi satu sama lain. Jangan berjauhan dengan team. Misi ini harus selesai dengan baik. Walaupun nyawa kita menjadi taruhannya."

"Baik, kapten." Ujar Hero dan Chipper bersamaan.
"Laksanakan."

***

"It's show time."

Ia hanya tersenyum sinis dan langsung berlari.

***

Dorr

Suara terdengar dari peluru yang ditembakkan menyebabkan seluruh peserta berlari menjauh dari tempat event dengan panik. Begitupun dengan Jenzie. Ia berusaha untuk meloloskan diri dari kerumunan peserta. Namun, ia terjebak diantara peserta-peserta yang berlari dengan panik.

"Mampus gue!"

***

"Shit! Hero, Chipper selamatkan seleuruh peserta. Jangan buat mereka panik! Gue akan berusaha menyelamatkan crew yang bertugas!"
"Baik, kapten!"

***

Ia ingin meloloskan diri. Tapi, ia tak bisa. Tubuhnya terlalu terhimpit oleh para peserta.
"Siapapun, tolongin gue!" Ujar Jenzie dalam hatinya.

Dorr...dorr...dorr

Suara tembakan semakin nyaring terdengar. Korban yang berjatuhan tidak dapat terhindari lagi.

"Tuhan, kirimkan siapapun untuk menolongku. Aku janji, kalau dia pria akan kujadikan teman hidupku. Kalau dia wanita akan kujadikan sahabat sejatiku."

***

"Hero! Loe evakuasi peserta  di sudut sebelah kanan! Gue akan evakuasi yang di sebelah kiri!"
"Kok jadi loe yang perintah? Loe 'kan bukan kapten!"
"Nggak usah banyak omong! Ikutin atau gue kasih tahu John kalau loe nggak bener kerjanya!"
"Bilangin aja! Gue nggak takut!"

"Oke, gue lapor ke kapten! Biar aja, loe nggak dapet bonus bulan ini!"
"Wait!"

Chipper langsung mengeluarkan HT dari kantong bajunya dan mendekatkannya ke mulutnya.

"Kapten!"
"Eh! Jangan! Iya-iya. Gue nurut sama loe!"
"Gitu kek daritadi!"
"Dasar tukang ngadu!"
"Biarin!"

Hero dan Chipper langsung mengevakuasi para korban dan langsung menghubungi ambulans.

"Huft! Akhirnya beres juga!"

"Iya. Tapi tunggu, kapten mana?"
"Palingan masih mengevakuasi korban." Ujar Chipper.
"Tapi, bukannya semua korban sudah kita evakuasi?"
"Iya juga. Apa jangan-jangan, kapten lagi ngejar pelakunya?"
"Iya juga. Masuk akal. Kalau begitu, kita harus susul kapten! Kita nggak boleh biarin dia bertugas sendirian!"

"Iya. Kita ini team. Kita harus mengerjakan tugas ini bersama-sama."
"Let's go!"

***

"Nggak usah takut, ikut gue."

Jenzie pun membuka matanya dengan perlahan dan terkejut ketika melihat seseorang yang mengulurkan tangan dihadapannya.

"Kamu?"

***

Bersambung

More Important Than Anything  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang