A same feeling

28 3 0
                                    

"John, kamu itu super romantis. Aku makin luluh sama kamu. Jadi makin cinta." Ujar Jenzie sambil tersenyum bahagia.

***

"Zie, kamu itu manis. Ketika kamu respon pegangan tanganku, jantungku serasa berhenti. Aku tak mengerti apa yang terjadi padaku. Hatiku bergemuruh. Semuanya terasa membuncah. Tapi, aku tahu pasti. Bahwa ini adalah cinta. Cinta yang kucari selama ini."

***

"Cie yang kemaren dimarahin sama mama." Ujarnya sambil terkikik.
"Enak aja loe! Dia itu bukan mama gue! Dia itu calon pacar gue."
"Hah?"
"Ma--maksud gue, dia itu sahabat yang akan berganti status menjadi pacar gue!"

"Sahabat atau pacar?"
"Pacar. Eh, sahabat."
"Pacar?"
"Sahabat."
"Pacar?"
"Sahabat."
"Sahabat."
"Pacar. Eh..."

Hero terkikik mendengar jawaban dari Johnson.

"Tuh 'kan, bener. Kalian udah pacaran ya?"
"Belum."
"Berarti bakalan jadi pacar dong?"
"Ya--ya, iya. Eh, maksud gue nanti. Eh, gue koreksi lagi. Pokoknya gue sama Jenzie itu sahabatan."
"Beneran? Cuma sahabatan?"
"Ya, enggak. Eh..."
"Bener 'kan apa kata gue."
"Nggak...salah!"

Hero pun tertawa lepas.

"Loe kok malah ngetawain gue sih?"

Hero pun semakin terkikik. Johnson memasang wajah tak sukanya.

"Hero."
"Hmm?"
"Loe pernah ketimpuk komputer nggak?"
"Ya nggak lah! 'Kan sakit. Bisa mati dong gue."
"Mau loe coba? Sekarang, gue lagi bergairah buat timpuk loe pakai komputer!"
"Eh. Jangan. Enak aja loe!"
"Makanya. Kalau jadi orang itu nggak usah ngeselin!"
"Iya-iya. Maaf."

Hero menghentikan tawanya di mulutnya. Namun, tidak di hatinya. Hero tertawa lepas di hatinya. Ia menahan tawa sambil tersenyum.

"Kenapa loe? Masih ngetawain gue? Loe tahu 'kan bonus loe itu ada di gue sepenuhnya. Jadi, kalau loe nggak mau juga nggak apa-apa."
"Eh--eh, jangan. Dasar tukang ancem!"

Johnson hanya tersenyum dan berlalu dari Hero.

"Gue nyesel, loe jadi captain di team ini!"
"BODO AMAT!" Ujar Johnson dari kejauhan.

***

Jenzie tersenyum simpul. Ia mengingat kejadian kemarin sore. Dimana Johnson memegang tangannya. Ia memeluk boneka berbentuk Anjing Puddle. Ia memeluknya dengan erat.

"Aaaaa! Gue seneng banget! Gue sayang sama loe, Johnson!"

Jenzie semakin tak karuan. Ia tersenyum-senyum sendiri sambil memeluk bonekanya kesana-kemari.

***

Jhonson menikmati malam sambil melihat jutaan bintang di langit.

"Kalau bintang itu jatuh, gue hanya ingin memohon agar Jenzie menjadi milik gue seutuhnya."

Tak lama, salah satu bintang jatuh. Johnson tersenyum bahagia.

"Andai kamu tahu, Zie. Aku mencintaimu lebih dari seorang sahabat. Aku mencintaimu. Aku benar-benar mencintaimu! I love you more than anything!"

***

"Tiga...dua...satu...tembak!"

Dorr...dorr...dorr

Baku tembak terus saja terjadi. Keadaan semakin sengit. Satu persatu orang yang menyerang team Johnson tumbang. Tak bernyawa.

"Mission completed!"
"Yes, cap!"

Johnson dan Hero bersalaman dan tersenyum bahagia. Lalu mereka meninggalkan tempat itu.

***

Bersambung

More Important Than Anything  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang