"Ciee yang udah jadian." Ujar Via sambil menyenggol bahu Jenzie.
"Apaan 'sih loe?"Via hanya tersenyum melihat Jenzie yang tersipu malu.
***
"Kayaknya captain kita udah nggak jomblo lagi nih."
"Kalian juga nggak jomblo!"Hero merangkul Chipper sambil tersenyum.
Krss...Krss..Krsss
"Iya, komandan?"
"..."
"Apa?!"
"...."
"Baik, laksanakan!""Ada apa, cap?"
"Kita punya misi baru."***
"Jadi apa rencana loe, bos?"
Kenzo tersenyum sinis.
"I have a excellent plan!"
"What do you mean?"
"Gue mau main-main sedikit sama polisi lemah itu."
"Dia bukan polisi, bos. Tapi, agen rahasia terlemah!"Gelak tawa bergema dalam ruangan itu.
"Whatever. I don't care!"
"Sedikit pemanasan hari ini. Let's go do it!"
"Let's go!"***
"Gue di depan. Kalian ikutin gue. Jangan ada yang berpencar!"
"Baik, cap!"
"Hanya ada 10 penjaga bersenjata lengkap."
"Gue yakin ada jebakan disini. Kita harus bersiaga."
"Baiklah. Kalian tunggu disini. Gue yang akan maju duluan."
"Chip, loe cari tempat aman. Loe retas semua keamanan disini."
"Baik, cap. Laksanakan!"
"Bagus."***
"Dia sudah melangkah, bos. Cukup berani juga dia maju sendirian."
"Kita harus serang dia sekarang, bos!"
"Hei. Tunggu. Belum saatnya. Gue masih mau bermain-main sama agen rahasia lemah kesayangan gue itu."
"Baiklah, bos."
"Kita pantau dia terus."***
"Hero, kesisi kanan. Sisir wilayah itu!"
"Baik, cap!"Johnson mulai melangkah dengan perlahan. Tanpa menghasilkan suara. Tapi, secara tiba-tiba seseorang memakai cadar menyerangnya.
Johnson dengan sigap menghindari serangannya.
Dor...dorr...dorr
Suara tembakan terdengar jelas didalam ruangan itu.
Johnson terus saja menghindar. Sampai, satu peluru yang tak bisa ia hindari menembus bahu kanannya. Johnson mundur beberapa langkah.
"Shit!"
***
"Chip, bagaimana?"
"Sebentar lagi."Klik
"Clear!"
"Good!"***
Semua lampu tiba-tiba padam.
"Shit! Apa yang terjadi?"
"Semua sistem telah diretas, bos!"
"Fuck! Pokoknya gue nggak mau tahu. Semua sistem harus kembali seperti sediakala."
"Ta..."
"Gue nggak mau tahu! Loe yang gue habisi atau loe perbaiki semua sistem?"
"Baik, bos."***
Johnson tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia bergerak perlahan dan langsung mengambil pisau lipatnya dan menusukkan ke perut penyerangnya.
"Arghh!"
Sang penyerang itupun terlutut. Lampu kembali menyala. Orang itu menatap sinis Johnson dan langsung terkapar.
***
"Shit!"
Kenzo memegang kepalanya dan mengacak-acak rambutnya.
"Kurang ajar! Dia berani membunuh orang kepercayaan gue!"
"Kita serang saja dia sekarang!""Jangan. Kita tidak usah capek-capek kesana dan menyerangnya."
"Kenapa, bos?"
"Tadi, Kelvin sempat menembakkan peluru dan mengenai bahunya. Kita biarkan saja darahnya terus mengalir. Dia akan mati secara perlahan. Dengan cara menyakitkan."
"Jadi?"
"Serang dia dari arah belakang dan serang bagian bahunya. Biarkan darahnya terus mengalir. Kalau bisa, tambahkan saja lukanya.""Suruh anak baru yang menyerangnya. Kunci semua pintu akses kedalam ruangan itu. Biarkan anak buahnya melihat captain kesayangannya itu mati secara perlahan. Tapi, mereka tak bisa menolongnya." Ujarnya dengan sinis.
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
More Important Than Anything ✅
Action"Kebenaran jauh lebih penting dari apapun. Termasuk cinta. Only truth no lies!" Highest rank: #297 in action ( 3-6-2018) #7 in Dimas Anggara ( 17-6-2018) #4 in Michelle Ziudith ( 30-7-2018) #1 in Dimas Anggara ( 4-8-2018) #3 in Mi...