"Zie."
"Ya?"
"Kenalin gue sama cowok yang lagi loe deketin dong."
"Dia itu sahabat gue. Kita belum ada pikiran sampe kesitu. Lagian kita maaih nyaman sama status kita sebagai sahabat."
"Masa? Ya udah, Johnson buat gue saja."
"Jangan."
"Tuh 'kan. Loe nggak mau."
"Bukan gitu, tapi..."
"Kalau loe memang cinta sama dia, loe perjuangin. Jangan loe sia-siain. Terkadang, bukan cowok saja yang harus berjuang. Cewek juga. Hubungan itu dibangun oleh dua orang dan harus diperjuangkan oleh dua orang. Bukan hanya satu."
"Ya, gue tahu. Tapi, gue belum ada rasa buat dia."***
"Jhon."
"Apa?"
"Khusus hari ini, kita bebas tugas."
"What? Maksud loe kita libur? Nggak ada misi?"
"Ya."
"Kok bisa?"
"Loe aneh deh. Dimana-mana kalau orang libur itu senang. Bahagia. Nah loe? Malah nggak mau. Gimana sih loe?"
"Ya, tapi..."
"Jhon, ini saat terbaik buat loe ketemuan sama Jenzie. Sekalian pendekatan."
"But..."
"Katanya loe mau cariin kakak perempuan buat gue..."
"Oke. Gue minta ketemuan sama dia."
"Gitu dong." Ujar Chipper sambil tersenyum.***
Ting...ting...tingg
"Handphone loe bunyi. Ada notif kali."
"Tar, gue check dulu.""Zie, hari ini kamu sibuk nggak?"
"Nggak terlalu sih.""Kamu pulang kerja jam berapa?"
"Hari ini sih, sekitar jam tiga."
"Oh, kalau begitu aku yang jemput kamu ya?"
"Jangan. Tar merepotkan."
"Nggak lah. Santai aja. Sekalian aku mau ajak kamu jalan."
"Kemana?"
"Rahasia. Biar kejutan."
"Kamu suka bikin aku penasaran deh. Ya sudah, nanti aku kirimin alamat rumah aku. Soalnya aku mau mandi dan ganti baju dulu."
"Oke. See you.""Cie. Yang dapet whatsapp dari gebetan."
"Dia itu bukan gebetan gue. Dia itu sahabat gue."
"Iya-iya."
"Sudah ah. Gue mau ke ruangannya si bos. Mau ngasih berkas-berkas."***
Tok...tok...tok
"Masuk."
"Permisi, pak. Ini berkas-berkas untuk meeting nanti."
"Oh, terimakasih."
"Sama-sama, pak."
"Jenzie."
"Iya, pak?"
"Satu hal lagi. Meeting dimajukan satu jam. Jadi, kamu sudah bisa pulang pukul setengah tiga."
"Baik, pak. Terimakasih. Saya permisi dulu."
"Silahkan."***
"Mba, minta yang warna merah dan biru. Sekalian sisipkan ini, ya."
"Baik, mas."
"Jadi berapa totalnya?"
"Rp 200.000."
"Ini."
"Terimakasih."***
Tiit...tiit...tiit...
"Kayaknya, itu Johnson. Iya, sebentar."
Jenzie pun membukakan pintu dan mendapati Johnson sedang berdiri sambil tersenyum kepadanya.
"Ini buat kamu." Ujar Johnson sambil memberikan sekuntum bunga pada Jenzie.
"Bunga? Kok kamu tahu sih, aku suka warna merah dan biru? Ada coklatnya juga."
"Masa aku nggak tahu kesukaan sahabat aku sendiri."
"Kamu." Ujarnya tersipu sambil mendorong pelan bahu Johnson.
"Ayo, kita berangkat."
"Yuk." Ujar Jenzie sambil tersenyum.Johnson pun mengulurkan tangannya dan Jenzie pun membalasnya. Johnson membukakan pintu mobilnya kepada Jenzie.
"Terimakasih."
"Sama-sama."Setelah Johnson memasuki mobilnya, mereka pun bergegas pergi.
"Loe pikir, loe bisa bahagia? Gue nggak akan biarin itu. Gue akan balas setiap kebahagiaan loe dengan luka. Sama seperti gue yang merasakan perihnya luka. Tunggu pembalasan gue, Johnson." Tutur seseorang lalu pergi.
***
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/150178587-288-k818618.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
More Important Than Anything ✅
Action"Kebenaran jauh lebih penting dari apapun. Termasuk cinta. Only truth no lies!" Highest rank: #297 in action ( 3-6-2018) #7 in Dimas Anggara ( 17-6-2018) #4 in Michelle Ziudith ( 30-7-2018) #1 in Dimas Anggara ( 4-8-2018) #3 in Mi...